GAZA - Rumah Sakit (RS) Al-Awda di Gaza utara telah berada di bawah kendali pasukan Israel sejak Minggu (17/12/2023), setelah pengepungan selama 12 hari.
Badan bantuan internasional Doctors Without Borders, yang juga dikenal sebagai Médecins Sans Frontières (MSF) pada Selasa (19/12/2023) mengatakan laki-laki berusia di atas 16 tahun “dikeluarkan secara paksa dari rumah sakit, ditelanjangi, diikat, dan diinterogasi,” termasuk enam anggota staf.
Menurut postingan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, setelah interogasi, MSF mengatakan sebagian besar dari mereka dikirim kembali ke rumah sakit dan diberitahu untuk tidak bergerak.
Selain itu, MSF mengatakan fasilitas tersebut masih menampung puluhan pasien, termasuk 14 anak-anak, dan kini menghadapi kekurangan pasokan penting seperti anestesi umum dan oksigen.
Menurut MSF, rumah sakit tersebut telah mengalami pengepungan, mengalami kerusakan akibat serangan dan kehilangan staf medis akibat ledakan dalam 10 minggu terakhir.
CNN sebelumnya menghubungi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk memberikan komentar mengenai dugaan penahanan di rumah sakit tetapi belum mendapat tanggapan.
"IDF berperang melawan organisasi teror Hamas, yang menggunakan infrastruktur sipil seperti rumah sakit, taman kanak-kanak, dan ambulans untuk kepentingan terorisme. IDF mengakui status khusus dari rumah sakit tersebut. tim medis dan ambulans, menurut hukum internasional. Pasukan IDF tidak beroperasi di dalam rumah sakit, tetapi beroperasi terhadap sasaran militer di wilayah tersebut,” terang IDF ketika sebelumnya ditanya tentang operasi militer di sekitar rumah sakit itu.