PRAHA – Penembakan di Universitas Charles di pusat bersejarah ibu kota Praha, Ceko membuat banyak orang terkejut. Sergei Medvedev, seorang profesor di universitas tersebut, mengatakan kepada BBC bahwa dia sedang berada di salah satu auditorium universitas tersebut ketika penembakan terjadi.
Seperti diketahui, seorang pria bersenjata telah menembak mati 14 orang dan melukai 25 lainnya di sebuah universitas di Praha. Ini menjadi serangan paling mematikan dalam sejarah modern Ceko. Pria bersenjata berusia 24 tahun itu juga ditembak di tempat.
“Saya sedang mengajar pada saat itu dan pada awalnya tidak begitu menyadari apa yang terjadi karena ada beberapa suara. Para mahasiswa mendengarnya lebih baik karena saya sangat berkonsentrasi pada pembicaraan saya, pada ceramah saya,” katanya, dikutip BBC.
"Kemudian kami memahami bahwa sesuatu yang besar sedang terjadi. Belum ada informasi apa pun di internet, tidak ada informasi apa pun di pers Ceko dan jaringan berita. Kemudian pada titik tertentu, kelompok operasi khusus menyerbu masuk, mereka menggeledah ruangan sebentar dan lalu keluar mereka menyuruh kami tetap di dalam,” lanjutnya.
“Satu jam kemudian, pasukan polisi lain menerobos masuk dan kemudian menempatkan kami di lantai, menggeledah kami sebentar lalu dievakuasi dari gedung,” ujarnya.
Turis asal Amerika Serikat (AS) Hannah Mallicoat mengatakan kepada BBC bahwa dia dan keluarganya berada di Jan Palach Square saat serangan terjadi.
“Kerumunan orang sedang menyeberang jalan ketika tembakan pertama terjadi. Saya pikir itu seperti petasan atau suara mobil yang menjadi bumerang sampai saya mendengar tembakan kedua dan orang-orang mulai berlarian,” katanya.