Kisah Joko Tingkir, Murid Sakti Sunan Kalijaga yang Kalahkan Siluman Buaya Putih

Edgar Ibrania Nicolas, Jurnalis
Jum'at 22 Desember 2023 16:44 WIB
Kisah Joko Tingkir Taklukan Buaya Putih/ist
Share :

JAKARTA – Kisah Joko Tingkir, murid Sakti Sunan Kalijaga yang kalahkan Buaya Putih menarik untuk dibahas.

Joko Tingkir adalah nama yang sering didengar dalam masyarakat Jawa, selain dikenal sebagai orang yang kuat dan sakti, Joko Tingkir juga dikenal sebagai Sultan Hadiwijaya, orang yang mendirikan sekaligus menjadi raja pertama Kerajaan Pajang.

Joko Tingkir memiliki nama asli Mas Karebet, yang diperkirakan lahir tanggal 18 Jumadilakhir tahun Dal mangsa VIII. Dia mendapatkan nama Karebet, karena ayahnya Ki Kebo Kenanga sedang menggelar pertunjukan wayang beber, dan mendengar suara ‘kemerebet’ dari wayang yang tertiup angin.

Mas Karebet muda harus menempuh hidup yang keras karena keluarganya meninggal saat dia kecil, ayahnya dihukum mati karena diduga memberontak terhdapa Kerajaan Demak, sedangkan ibunya meninggal karena sakit.

Akhirnya Mas Karebet diangkat menjadi anak oleh Nyi Ageng Tingkir, dan sejak itu dia dikenal sebagai Joko Tingkir.

Dalam menghabiskan masa mudanya, Joko Tingkir rajin bersemedi dan mempelajari ilmu bela diri. Dia berguru pertama kali pada Sunan Kalijaga, kemudian dia berguru pada Ki Ageng Sela, setelah itu dia juga berguru pada Ki Ageng Banyubiru, kakak dari mendiang ayahnya.

Joko Tingkir tumbuh menjadi pemuda yang tangguh dan tampan serta memiliki ilmu yang kuat. Dalam ‘Babad Tanah Jawi’ karya JJ Meinsma, dikisahkan Jaka Tingkir mengabdi pada Kerajaan Demak, dan dalam perjalanannya bersama Ki Bahurekso dan Patih Jalumampang diserang oleh Buaya Putih.

Saat itu Joko Tingkir bersama rekannya menuju ke Kerajaan Demak menggunakan getek (rakit bambu), lalu saat tiba di Kedung Srengenge (bagian sungai yang dalam) mereka diserang oleh Buaya Putih dan kawanannya.

Buaya Putih sendiri disimbolkan sebagai sosok siluman, yang memiliki ilmu kuat. Tetapi Joko Tingkir yang adalah jagoan, mampu mengalahkan dan membuat buaya-buaya itu tunduk. Dalam ceritanya, Joko Tingkir melanjutkan perjalanannya dengan dikawal oleh para buaya sebanyak 40 ekor.

Sesampainya di Demak, Joko Tingkir membuat siasat agar dapat menarik hati raja Demak, Sultan Trenggana. Dia meminta Ki Banyubiru untuk menjampi-jampi Kebo Danu hingga mengamuk. Karena tidak ada yang bisa menghentikan amukan kerbau itu, Joko Tingkir datang dengan sekali pukulan, membuat kepala Kebo Danu hancur.

Sultan Trenggana, akhirnya tertarik dengan Joko Tingkir. Ia diangkat menjadi kepala prajurit Demak dan menikah dengan Ratu Mas Cempaka, putri Sultan Trenggana.

Sepeninggal Sultan Trenggana, putranya Sultan Prawoto yang harusnya menggantikan ayahnya, dibunuh oleh Arya Penangsang, sepupunya. Sehingga Joko Tingkir memburu Arya Penangsang, dan akhirnya dia yang harus mengambil alih kerajaan Demak.

Pada 1568, pusat Kerajaan Demak kemudian dipindah ke Pajang, Joko Tingkir sebagai Sultan Hadiwijaya berhasil mengantarkan kerajaan Pajang ke puncak kejayaan.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya