Kisah Bayi Kembar 3 yang Lahir saat Perang Rusia-Ukraina Pecah, di Tengah Suara Desing Peluru yang Berjatuhan

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 26 Desember 2023 15:42 WIB
Kisah bayi kembar 3 yang lahir saat perang Rusia-Ukraina pecah (Foto: Hanna Berezynets)
Share :

Olivia dirawat intensif selama kurang lebih dua minggu. “Kami tinggal di koridor rumah sakit bersama dua gadis lainnya dan baru turun ke ruang bawah tanah ketika terjadi ledakan besar,” ujar Hanna.

Pada suatu saat, Hanna sedang duduk di koridor bersama Emilia dan Melania, ketika dia tiba-tiba melihat kilatan cahaya besar yang diikuti kegelapan pekat dan asap.

“Saya melompat dan meraih anak-anak saya, tidak tahu apakah saya hidup atau mati,” katanya.

Kemudian dia melihat Andriy berlari ke arahnya dan mereka bergegas ke ruang perawatan intensif untuk melihat apakah Olivia terluka.

Mereka berlari melewati jendela-jendela yang pecah, pintu-pintu yang pecah, dan tembok-tembok yang hancur. Tapi untungnya kamar Olivia belum tersentuh dan dia aman.

Akhirnya, pada 20 Maret lalu, keluarga tersebut meninggalkan rumah sakit dan dengan bantuan relawan dievakuasi ke Kyiv.

Perjalanan yang biasanya memakan waktu dua jam, kini memakan waktu lima jam karena harus mengambil jalan memutar untuk menghindari pasukan Rusia.

Perjalanan yang biasanya memakan waktu dua jam, kini memakan waktu lima jam karena harus mengambil jalan memutar untuk menghindari pasukan Rusia.

Mereka kemudian menghabiskan beberapa bulan di Slovakia sebelum kembali ke kampung halaman.

Selama ini, Hanna sangat ingin ayahnya Anatolii bisa bertemu dengan cucunya. Dia bertempur di tentara Ukraina dan pesan-pesannya merupakan sumber kekuatan yang sangat besar.

“Dia terus berkata: 'Tunggu, saya melindungi Anda, saya membela Anda. Kami akan melawan Rusia,'” kenangnya.

Setelah pasukan Rusia menarik diri dari wilayah Chernihiv pada April 2022, Anatolii dikirim ke Ukraina timur.

Keluarganya berharap dia akan pulang tepat pada hari ulang tahun pertama gadis-gadis itu, tapi dia tidak pernah berhasil. Pada 11 Januari 2023 dia terbunuh di garis depan dekat desa Terny di Donetsk. Dia berusia 51 tahun.

“Saya terus berpikir perang akan berakhir dan dia akan pulang dari medan perang,” kata Hanna sambil berlinang air mata.

"Aku tidak percaya seluruh keluarga kita tidak akan bersama,” ujarnya.

Dia dan Andriy membandingkan tahun pertama kehidupan bayi mereka dengan "film menakutkan", tetapi mereka mengatakan bahwa berkat para gadis, banyak cinta dan kebahagiaan juga muncul tiga kali lebih banyak.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya