2. Mengurangi Ketergantungan Pada Blok Barat
Meskipun mendapat keuntungan yang besar, tergabungnya Riyadh ke BRICS akan memperburuk hubungannya dengan Barat, terutama Amerika. Maka perlu pertimbangan sebelum mengambil keputusan akhir.
Amerika Serikat (AS) merupakan mitra dagang terbesar kelima Arab Saudi. Washington juga menganggap Kerajaan Arab Saudi sebagai sekutu strategis di kawasan Teluk Persia dan eksportir senjata dan investor asing terbesar di Riyadh.
Selain itu, Arab Saudi ingin meningkatkan ekspor nonmigas hingga 50 persen. Maka itu tergabungnya Riyadh ke BRICS akan membantu meningkatkan ekspor energi Saudi, sebagai imbalan atas pembukaan pasar tersebut terhadap impor Tiongkok.
Alasan tersebut yang akan mempercepat diversifikasi ekonomi dan pembangunan Arab Saudi, dan mengurangi ketergantungannya terhadap Barat.
3. Terdapat Kesesuaian Keinginan dan Mengubah Sistem Internasional
Mengutip Interpret CSIS, saat ini negara-neagra Arab dapat bertransformasi, meninggalkan identitas sebagai pengekspor minyak dan gas, serta memanfaatkan BRICS untuk menjadikan negara Arab memiliki keunggulan signifikan lainnya.
Permintaan negara-negara Arab tergabung ke BRICS dipandang sebagai kecenderungan ke arah Timur. Tentu BRICS memiliki tujuan, yakni menciptakan tatanan dunia yang berbeda dari tatanan saat ini.
Alasan paling penting bagi negara-negara Arab yakni mencoba mencapai konsensus Arab, dengan mengubah sistem internasional dan mengubahnya menjadi sistem "multipolar". Hal ini dapat mengaktifkan peran penyeimbang bagi negara-negara Arab di panggung internasional.
(Susi Susanti)