SOMALIA - Somalia memiliki pantai terpanjang di Afrika. Namun sayangnya, masyarakat lokal belum pernah memanfaatkan potensi lautnya karena berbagai alasan.
Potensi laut yang dimiliki yakni produksi ikan yang tinggi. Namun produksi tersebut terganggu oleh kehadiran kapal penangkap ikan, yang menangkap ikan secara ilegal.
Melansir sumber lain, sektor penangkapan ikan di Somalia tergolong kecil dan kurang berkembang. Akibatnya, kapal asing 'menggantikan' peran nelayan lokal di perairan Somalia selama 70 tahun lamanya.
Akibat banyaknya kapal asing yang masuk ke Somalia, populasi ikan berkurang dan menyebabkan kerusakan pada habitat laut melalui pukat dasar atau bottom trawl. Kerusakan habitat disebabkan oleh limbah nuklir dan beracun yang sengaja dibuang ke perairan tersebut.
Kesulitan ini mendorong masyarakat Somalia mencoba berbagai cara untuk menghasilkan uang. Oleh sebab itu, para mantan nelayan bekerja sama dengan milisi dan pemuda pengangguran, untuk membajak kapal dan meminta uang tebusan. Dari sinilah, pembajakan Somalia dimulai.
Mengutip Marine Insight, sejak 1990an, pembajakan di Somalia mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan lemahnya pengawasan pemerintah, ketidakstabilan politik, kurangnya layanan pendidikan dan kesehatan yang memaksa masyarakat untuk melakukan tindak kriminal.
Sejak maraknya perompak di Somalia, banyak kapal yang mulai mempersenjatai diri dan menyewa keamanan swasta. Bahkan beberapa perusahaan pelayaran menandatangani kontrak dengan geng kriminal dan bajak laut, sehingga memperkuat akar pembajakan Somalia di Samudera Hindia.
Pada 2008, para nelayan Somalia menangkap lebih dari 50 kapal besar di Teluk Aden. Berdasarkan laporan Biro Maritim Internasional di London, 10 insiden di Teluk Aden dan 28 di Teluk Guinea terjadi pada 2013.
Maka komunitas internasional berperan dalam mencari solusi jangka panjang terhadap pembajakan di Somalia. Tidak hanya memulihkan otoritas dan kredibilitas pemerintah pusat, namun memikirkan lapangan kerja bagi kaum muda melalui organisasi non-pemerintah, badan-badan PBB, dan pemerintah regional maupun lokal.
Selain itu, para perompak juga dapat diberi pelatihan, didaftarkan, dan diberi pekerjaan sebagai penjaga pantai di wilayah perairan. Kelompok ini bisa diberi tugas untuk menjaga wilayah, serta diberi akses pasar istimewa untuk menjual hasil tangkapannya.
Namun akar masalahnya berada di Somalia, yang bergantung pada angkatan laut asing dan dukungan internasional terhadap stabilitas dan bantuan keuangan. Jika tidak segera diatasi, Somalia akan menjadi negara radikal, dengan bahaya pembajakan yang terus menghantui.
(Susi Susanti)