Dia bercerita, ketika menjadi mahasiswa, memang ada beberapa kesalahan-kesalahan dari pemerintah. Dia mencontohkan seperti kasus Wadas (di Jateng) ataupun konflik Rempang (di Kepulauan Riau), hingga adanya undang-undang yang tidak berpihak pada rakyat.
“Tetapi Pak Ganjar itu mau turun. Mau bicara berkomunikasi dengan mahasiswa dan juga rakyatnya. Sehingga saya mendukung 03 karena mereka mereka menjunjung demokrasi, memiliki kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni sebagai capres (dibandingkan) yang lain,” jelasnya.
Sebab itulah, dia berharap model kepemimpinan ke depan adalah pemimpin yang mau mendengar aspirasi dan suara rakyat.
“Karena pemerintah yang sekarang seperti yang kita ketahui konstutusi dilanggar, Ketua KPK (jadi tersangka), banyak dari civitas akademik sekarang mulai menyuarakan suaranya, terbaru dari UGM para guru besar menyuarakan keprihatinannya pada kepemimpinan Bapak Jokowi sekarang,” ungkapnya.
“Ketika masyarakat mulai berbicara, masyarakat minta mereka untuk mendengar, mereka seakan-akan tutup mata, tutup telinga, seakan-akan tidak mendengar apa yang di akar rumput. Sehingga pemimpin yang saya inginkan, idam-idamkan adalah pemimpin yang mau mendengar dan terjun langsung ke masyarakat,” tandasnya.
(Fakhrizal Fakhri )