RAFAH – Dua pria Israel-Argentina yang ditawan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober berhasil diselamatkan pada Senin (12/2/2024) dalam serangan dini hari di mana militer Israel melakukan serangan udara yang diperkirakan menewaskan sekitar 100 orang di kota Rafah di Gaza selatan.
Para sandera, Fernando Simon Marman yang berusia 60 tahun dan Louis Har yang berusia 70 tahun, telah menghabiskan 128 hari di penangkaran. Kedua pria tersebut berada dalam kondisi yang relatif baik dan telah bersatu kembali dengan keluarga mereka.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan kepada wartawan pada Senin (12/2/2024) bahwa operasi penyelamatan yang kompleks dilakukan setelah menerima informasi intelijen yang sangat sensitif dan berharga. Ini melibatkan Shin Bet, dinas keamanan internal Israel, pasukan khusus polisi, dan brigade tank IDF.
Operasi dimulai pada pukul 01.49 waktu setempat, ketika pasukan khusus Israel memasuki gedung tempat para sandera disandera. Keduanya ditemukan di lantai dua di tangan Hamas.
“Militan Hamas juga ditempatkan di gedung-gedung yang berdekatan,” kata Hagari, dikutip CNN.
Menurut Hagari, pasukan darat Israel menghadapi perlawanan selama operasi tersebut. Setelah para sandera ditemukan, mereka dipeluk dengan protektif oleh anggota pasukan khusus polisi saat mereka dikawal keluar dari serangan Hamas.
Dia mengatakan mereka dibawa ke tempat yang aman di Rafah untuk mendapatkan perawatan medis dan kemudian diterbangkan keluar dari sana. Gaza dengan helikopter.
Penyelamatan Har dan Marman menandai kedua kalinya sejak serangan teror tahun lalu dimana militer Israel berhasil menyelamatkan sandera di Gaza. Upaya sebelumnya pada bulan Desember menjadi kacau ketika tentara Israel menembak dan membunuh tiga sandera Israel di Gaza setelah salah mengidentifikasi mereka sebagai ancaman.
Meskipun operasi pembebasan kedua pria tersebut akan dirayakan di Israel, banyak korban jiwa dilaporkan di Gaza akibat Angkatan Udara Israel memberikan “perlindungan udara” untuk operasi darat tersebut.
IDF mengatakan serangan udara dimulai pukul 01.50, satu menit setelah serangan dimulai.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan lebih dari 100 orang tewas dalam serangan di Rafah semalam, sementara kementerian kesehatan yang dikuasai Hamas di Gaza mengatakan 94 orang kehilangan nyawa. Tidak ada kelompok yang merinci berapa banyak dari mereka yang tewas adalah militan.
CNN tidak dapat memverifikasi kedua nomor tersebut secara independen. Perbedaan ini mungkin terjadi karena Kementerian Kesehatan hanya memperbarui jumlah korban meninggal setelah jenazah diidentifikasi. Kedua kelompok mengatakan angka tersebut kemungkinan akan meningkat.
Direktur Rumah Sakit Abu Yousef Al-Najjar mengatakan fasilitas medis di Rafah tidak dapat menangani banyaknya korban luka akibat pemboman pendudukan Israel.
Rekaman yang diperoleh CNN menunjukkan pemandangan kacau di dalam rumah sakit Al Kuwait di Rafah, dengan petugas medis mencoba menyadarkan seorang anak yang tidak bergerak dalam satu adegan dan adegan lainnya menunjukkan dokter merawat seorang pria yang terluka di lantai rumah sakit. Dalam video lainnya, seorang perempuan tak terhibur sambil menggendong jenazah anak yang dibalut kain putih.
Dalam sebuah video yang diperoleh CNN dari grup media sosial yang digunakan oleh jurnalis lokal Palestina, seorang anak laki-laki tergantung tak bernyawa di sisi sebuah bangunan ketika beberapa pria mencoba menurunkan tubuhnya.
Video kedua menunjukkan seorang gadis menyeka air matanya saat dia menggambarkan serangan udara tersebut. “Saya pergi ke kamar mandi dan pemogokan terus berlanjut. Tiba-tiba saya menemukan api di rumah kami,” kata gadis itu dalam video.
“Kemudian saya pergi ke kamar mandi dan semua dinding runtuh menimpa saya,” lanjutnya.
Pemerintah kota Rafah mengatakan pada Senin (12/2/2024) setidaknya dua masjid dan sekitar selusin rumah diserang.
(Susi Susanti)