Mengenal Perbatasan Rafah Mesir

Maria Regina Sekar Arum, Jurnalis
Selasa 20 Februari 2024 15:52 WIB
Mengenal perbatasan Rafah Mesir (Foto: AFP)
Share :

MESIR - Perlintasan perbatasan Rafah adalah salah satu dari dua perlintasan perbatasan utama bagi warga Gaza.

Meskipun Rafah terletak di selatan Jalur Gaza, penyeberangan perbatasan lain yang disebut Erez terletak di utara perbatasan Israel. Rafah adalah satu-satunya perbatasan yang tidak dikontrol langsung oleh Israel.

Melansir France24, Rafah berada di bawah kendali Mesir. Namun Israel memantau seluruh aktivitas di Gaza selatan dari pangkalan militer Kerem Shalom di Jalur Gaza, persimpangan Israel-Mesir, dan titik pengamatan lainnya.

Dijuluki sebagai jalur kehidupan warga Gaza, perbatasan Rafah menyediakan koneksi penting ke dunia luar dan sumber daya alam penting bagi warga Palestina yang tinggal di wilayah kantong yang dilanda perang tersebut. Letaknya di perbatasan sepanjang 12 kilometer yang memisahkan Jalur Gaza dari Mesir.

Banyak warga Gaza bergantung pada penyeberangan Rafah untuk bertahan hidup. Sejak Israel memberlakukan embargo darat, laut, udara dan ekspor di Jalur Gaza pada tahun 2007, pergerakan masuk dan keluar menjadi sangat dibatasi. Akibatnya, kondisi kehidupan di daerah kantong tersebut semakin memburuk.

Selama Rafah, perbatasan Rafah memiliki banyak lalu lintas komersial dan orang-orang yang bepergian ke dan dari Gaza. Hal ini memungkinkan warga Gaza memperoleh kebutuhan pokok dan barang-barang lainnya seperti bahan bakar, gas untuk memasak, obat-obatan, dan bahan bangunan dari Mesir.

Namun keluar dan masuk Gaza tidaklah mudah. Gaza hanya bisa dimasuki dengan izin pemerintah Mesir atau Israel. Mereka yang ingin meninggalkan Gaza melalui perbatasan Rafah harus mendaftar ke Otoritas Palestina (Hamas) setempat beberapa minggu sebelumnya, namun mereka yang bersedia atau mampu membayar biaya tambahan dapat mencoba melalui otoritas Mesir.

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, "prosedur dan keputusan kedua otoritas tidak transparan".

Lorenzo Navone, seorang sosiolog menyebut perbatasan tersebut sebagai “perbatasan bergerak” yang telah bergeser sebagai akibat dari berbagai konflik yang mempengaruhi wilayah tersebut selama bertahun-tahun, termasuk Perang Arab-Israel Pertama pada tahun 1948, Perang Enam Hari pada tahun 1967, dan Perang Atrisi pada tahun 1970. dan Yom Kippur atau Perang Ramadhan pada tahun 1973.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya