Kekosongan yang disebabkan oleh kurangnya pejabat terpilih telah diisi oleh geng-geng yang diperkirakan menguasai sekitar 80% ibu kota.
Penculikan untuk mendapatkan uang tebusan adalah hal biasa dan banyak sekolah serta rumah sakit harus ditutup karena kurangnya keamanan.
Kepala Koordinator Kemanusiaan PBB di Haiti, Ulrika Richardson, mengatakan kepada program Newshour BBC bahwa orang-orang sangat ketakutan.
Richardson mengatakan kekerasan digunakan tanpa pandang bulu terhadap orang lain, terhadap perempuan dan anak-anak. Kekerasan seksual juga terjadi.
“Kami melihat mayat di jalan-jalan, kami mendengar laporan langsung tentang kekejaman yang dialami perempuan dan banyak anak-anak,” katanya kepada BBC.
Kekerasan sejauh ini sebagian besar terkonsentrasi di ibu kota dan sekitarnya. Namun ada juga laporan penembakan di kota Jeremie, di barat daya, dan kerusuhan di penjara Jacmel di selatan.
Dewan Keamanan PBB mengatakan akan mengadakan pertemuan darurat pada Rabu (6/3/2024) malam untuk membahas kekerasan tersebut.
(Susi Susanti)