GAZA – Di detik-detik terakhir hidupnya, bocah asal Palestina bernama Rami Hamdan Al-Halhouli menyalakan kembang api dan mengangkatnya di atas kepalanya. Lalu tetiba ada bunyi tiga tembakan. Yang pertama adalah peluru petugas polisi Israel, yang kedua adalah kembang api yang lepas dari tangan Rami, yang ketiga adalah suara kembang api yang meledak di atas tubuh Rami dalam pancaran cahaya merah dan emas.
Rami al-Halhouli adalah seorang anak laki-laki Palestina berusia 12 tahun yang lahir dan besar di Shuafat, sebuah kamp pengungsi di Yerusalem Timur yang diduduki dan menampung sekitar 16.000 orang.
Pada Selasa (12/3/2024) malam, Rami sedang bermain dengan saudara laki-laki dan teman-temannya di depan rumah keluarga ketika mereka mendesaknya untuk menyalakan kembang api. Dia mengarahkan benda itu menjauh darinya, kira-kira ke arah beberapa polisi perbatasan Israel, namun mengarah ke langit.
Berdasarkan video kejadian tersebut, bahkan sebelum kembang api meledak, Rami terkena peluru yang ditembakkan oleh petugas polisi perbatasan yang ditempatkan agak jauh. Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan satu tembakan dilepaskan ke arah tersangka karena dianggap membahayakan pasukan saat menembakkan kembang api ke arah mereka.
Polisi belum melepas jenazah Rami kepada pihak keluarga. Polisi tidak menjawab pertanyaan spesifik mengenai penembakan tersebut. Pihak keluarga mengatakan kepada BBC pada Rabu (14/3/2024) bahwa peluru tersebut mengenai jantung Rami.
“Tidak ada harapan,” kata kakak laki-lakinya, Mahmoud, 19, yang bergegas menemui Rami saat dia ditembak. "Dia sudah mati,” lanjutnya.
Ibu Rami, Rawia, 50, sedang berada di dalam rumah keluarga ketika tembakan terdengar. Ketika dia mendengar seseorang meneriakkan namanya, dia berlari keluar di malam hari.
“Saya tidak berpikir terlalu buruk pada awalnya karena tidak ada bentrokan dengan polisi atau demonstrasi apa pun di sekitar, tidak ada suara tembakan atau granat perkusi,” katanya.
“Kemudian saya melihat jenazah Rami tergeletak di tanah dan saya kira dia terjatuh akibat permainan yang dimainkan anak-anak. Saat mereka membalikkan tubuhnya, saya melihat lubang di dadanya. Pelurunya ada di jantungnya. Lalu aku mulai berteriak,” lanjutnya.
Rami adalah satu dari enam warga Palestina yang ditembak mati oleh pasukan keamanan Israel di Yerusalem Timur dan Tepi Barat pada Selasa (12/3/2024), menandai awal yang suram untuk bulan suci Ramadhan di kota tersebut, dengan suasana yang sudah suram karena perang yang terjadi di kota tersebut. Jalur Gaza antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina Hamas.
Pada konferensi pers pada Rabu (13/3/2024) pagi, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir memuji petugas yang menembak Rami sebagai pahlawan dan pejuang. Dia mengatakan petugas itu telah melakukan pekerjaan yang patut dicontoh dan akan menerima dukungan penuh dari Israel.
Ben-Gvir mencap Rami al-Halhouli sebagai "teroris".