Kelompok tersebut mengatakan mereka tetap berpegang pada tuntutan awal mereka untuk gencatan senjata permanen yang akan mengarah pada penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan kembalinya warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal ke rumah mereka.
Pada Selasa (27/3/2024) pagi, kantor Perdana Menteri (PM) Israel mengatakan sikap Hamas jelas menunjukkan ketidaktertarikannya terhadap kesepakatan yang dinegosiasikan dan membuktikan kerusakan yang diakibatkan oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.
“Israel tidak akan memenuhi tuntutan khayalan Hamas. Israel akan mengejar dan mencapai tujuan perangnya yang adil: Menghancurkan kapasitas militer dan pemerintahan Hamas, membebaskan semua sandera, dan memastikan Gaza tidak akan menimbulkan ancaman bagi rakyat Israel di masa depan,” terangnya.
Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan dalam kunjungannya ke Iran, yang mempersenjatai dan mendanai kelompok tersebut, bahwa resolusi tersebut menunjukkan Israel mengalami isolasi politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Belum ada tanggapan publik langsung dari AS, meskipun situs Times of Israel mengutip seorang pejabat senior pemerintahan Biden yang tidak disebutkan namanya menyebut pernyataan Israel tidak akurat dalam hampir segala hal.
“Deskripsi tanggapan Hamas mencerminkan laporan berita dan bukan substansi sebenarnya dari tanggapan tersebut, yang dipersiapkan bahkan sebelum pemungutan suara PBB dilakukan,” kata pejabat tersebut.
(Susi Susanti)