Marah, Israel Sebut Resolusi DK PBB Merusak Perundingan Gencatan Senjata di Gaza

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 27 Maret 2024 08:12 WIB
Marah, Israel sebut resolusi DK PBB merusak perundingan gencatan senjata di Gaza (Foto: Reuters)
Share :

GAZA - Israel mengatakan penolakan Hamas terhadap usulan perjanjian gencatan senjata Gaza dengan Israel menunjukkan "kerusakan" yang dilakukan oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menuntut gencatan senjata segera.

Kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan Israel tidak akan menyerah pada apa yang mereka sebut sebagai “tuntutan khayalan” kelompok bersenjata Palestina.

Hal ini termasuk diakhirinya perang dan penarikan total pasukan Israel. Serangan udara Israel dan pertempuran darat di Gaza terus berlanjut.

Israel langsung bereaksi marah pada Senin (26/3/2024) setelah DK PBB untuk pertama kalinya mengadopsi resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera dalam perang di Gaza setelah berbulan-bulan kebuntuan mengenai masalah tersebut.

Empat belas anggota dewan, termasuk Inggris, memberikan suara mendukung teks tersebut, yang juga menuntut pembebasan tanpa syarat seluruh sandera yang tersisa dan perluasan segera pengiriman bantuan kemanusiaan.

AS, sekutu terdekat dan pendukung militer Israel, mengkritik resolusi tersebut karena gagal mengutuk Hamas atas serangan 7 Oktober.

Namun sebagai tanda semakin frustrasinya mereka terhadap cara Israel melakukan perang, AS abstain dan mengatakan bahwa mereka sepenuhnya mendukung tujuan utama perang tersebut.

Sebagai protes, Israel membatalkan rencana kunjungan delegasi Israel ke Washington untuk membahas rencana serangan darat di kota Rafah di selatan, tempat lebih dari satu juta orang mencari perlindungan. AS telah memperingatkan bahwa serangan besar-besaran dapat menyebabkan bencana kemanusiaan.

Belakangan, Hamas mengeluarkan pernyataan yang menolak rencana gencatan senjata terbaru yang diajukan oleh mediator dari AS, Qatar dan Mesir pada pembicaraan tidak langsung di Doha.

Kelompok tersebut mengatakan mereka tetap berpegang pada tuntutan awal mereka untuk gencatan senjata permanen yang akan mengarah pada penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan kembalinya warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal ke rumah mereka.

Pada Selasa (27/3/2024) pagi, kantor Perdana Menteri (PM) Israel mengatakan sikap Hamas jelas menunjukkan ketidaktertarikannya terhadap kesepakatan yang dinegosiasikan dan membuktikan kerusakan yang diakibatkan oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.

“Israel tidak akan memenuhi tuntutan khayalan Hamas. Israel akan mengejar dan mencapai tujuan perangnya yang adil: Menghancurkan kapasitas militer dan pemerintahan Hamas, membebaskan semua sandera, dan memastikan Gaza tidak akan menimbulkan ancaman bagi rakyat Israel di masa depan,” terangnya.

Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan dalam kunjungannya ke Iran, yang mempersenjatai dan mendanai kelompok tersebut, bahwa resolusi tersebut menunjukkan Israel mengalami isolasi politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Belum ada tanggapan publik langsung dari AS, meskipun situs Times of Israel mengutip seorang pejabat senior pemerintahan Biden yang tidak disebutkan namanya menyebut pernyataan Israel tidak akurat dalam hampir segala hal.

“Deskripsi tanggapan Hamas mencerminkan laporan berita dan bukan substansi sebenarnya dari tanggapan tersebut, yang dipersiapkan bahkan sebelum pemungutan suara PBB dilakukan,” kata pejabat tersebut.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya