RUSIA – Badan pengawas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan Rusia dan Ukraina harus menghindari tindakan yang membahayakan keselamatan nuklir setelah serangan pesawat tak berawak atau drone terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina.
Rusia mengatakan Ukraina berada di balik serangan itu, yang dilaporkan melukai tiga orang. Namun Ukraina membantah terlibat.
PLTN raksasa milik Rusia, dengan enam reaktor, berada di garis depan konflik Rusia-Ukraina.
Pengawas energi atom PBB telah berulang kali memperingatkan bahwa menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir dapat menimbulkan risiko bencana nuklir.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang memiliki tim ahli di Zaporizhzhia, membenarkan adanya dampak fisik dari serangan pesawat tak berawak di pabrik tersebut, termasuk di salah satu reaktor.
Pemerintahan pabrik yang didirikan di Rusia mengatakan tingkat radiasi normal dan tidak ada kerusakan serius.
IAEA mengatakan kerusakan tersebut tidak membahayakan keselamatan nuklir, namun memperingatkan bahwa ini adalah insiden serius yang berpotensi merusak integritas sistem penahanan reaktor.
Kepala IAEA Rafael Grossi menyebutkan ada setidaknya tiga serangan langsung terhadap struktur penahanan reaktor utama pabrik tersebut.
“Ini tidak bisa terjadi,” katanya, dikutip BBC.
"Tak seorang pun bisa mendapatkan keuntungan atau keuntungan militer atau politik dari serangan terhadap fasilitas nuklir. Ini tidak boleh dilakukan,” lanjutnya.