Pejabat Hamas lainnya sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada kemajuan yang dicapai dalam negosiasi tersebut.
“Tidak ada perubahan dalam posisi pendudukan (Israel) dan oleh karena itu, tidak ada hal baru dalam perundingan di Kairo,” ujar pejabat Hamas, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, kepada Reuters. “Belum ada kemajuan,” lanjutnya.
Rincian proposal tersebut belum diketahui secara pasti.
Sementara itu, di Yerusalem pada Senin (8/4/2024), sehari setelah pasukan Israel menarik diri dari beberapa wilayah di Gaza selatan, Netanyahu mengatakan dia telah menerima laporan rinci tentang perundingan di Kairo.
“Kami terus berupaya mencapai tujuan kami, yang pertama dan terpenting adalah pembebasan semua sandera kami dan mencapai kemenangan penuh atas Hamas,” terangnya.
“Kemenangan ini memerlukan masuknya ke Rafah dan penghapusan batalion teroris di sana. Itu akan terjadi, ada tanggalnya,” lanjutnya, Namun dia tidak menyebutkan tanggalnya.
Rafah adalah tempat perlindungan terakhir bagi warga sipil Palestina yang terpaksa mengungsi akibat pemboman Israel tanpa henti yang meratakan lingkungan tempat tinggal mereka. Ini juga merupakan benteng pertahanan terakhir yang signifikan bagi unit tempur Hamas, kata Israel.
Lebih dari satu juta orang berdesakan di kota selatan dalam kondisi putus asa, kekurangan makanan, air dan tempat tinggal. Pemerintah dan organisasi asing telah mendesak Israel agar tidak menyerbu Rafah karena khawatir akan terjadi pertumpahan darah.
(Susi Susanti)