RAFAH - Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setidaknya 300.000 warga Palestina telah meninggalkan Rafah di Gaza, ketika Israel memperluas serangannya di selatan kota dan menghadapi pejuang Hamas di sana.
Israel mengirim pasukan kembali ke Gaza utara, dengan saksi melaporkan melihat tank di kamp pengungsi Jabalia, serta di lingkungan Sabra dan Zeitoun. Serangan darat ini terjadi setelah serangan udara intensif pada malam hari di wilayah tersebut.
Israel mengirim pasukan kembali ke kamp pengungsi Jabalia, dan meningkatkan serangan terhadap Kota Gaza, menewaskan sedikitnya tiga warga Palestina di lingkungan Sabra dan satu lagi di lingkungan Shujayea.
Di antara mereka yang tewas di Gaza utara adalah Talal Abu Zarifa, anggota senior Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP).
Di Rafah selatan dan tengah, pasukan Israel melanjutkan serangan udara, menewaskan sedikitnya satu orang dalam serangan terhadap pusat medis di kamp pengungsi Bureij dan menargetkan bangunan tempat tinggal di Rafah timur.
Israel mengatakan pihaknya membuka penyeberangan baru ke Gaza utara untuk masuknya bantuan.
Hal ini terjadi setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan menegaskan kembali penolakan Washington terhadap operasi besar di Rafah dan mendesak perluasan pintu masuk bantuan kemanusiaan.
Seperti diketahui, Israel mengirim tank ke Jabalia timur di Jalur Gaza utara pada awal 12 Mei lalu, setelah malam pemboman besar-besaran dari udara dan darat, menewaskan 19 orang dan melukai puluhan lainnya.
Jumlah korban tewas dalam operasi militer Israel di Gaza kini telah melampaui 35.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Pengeboman tersebut telah menghancurkan daerah kantong pesisir dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah.
Jabalia adalah kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Gaza. Tempat ini merupakan rumah bagi lebih dari 100.000 orang, yang sebagian besar adalah keturunan warga Palestina yang diusir dari kota-kota dan desa-desa di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Israel selama perang Arab-Israel tahun 1948 yang berujung pada pembentukan negara Israel.
Pada akhir tanggal 11 Mei, militer Israel mengatakan pasukan yang beroperasi di Jabalia menghalangi Hamas, yang menguasai Gaza, untuk membangun kembali kemampuan militernya di sana.
(Susi Susanti)