RAFAH - Israel mengirim tank ke Jabalia timur di Jalur Gaza utara pada awal 12 Mei lalu, setelah malam pemboman besar-besaran dari udara dan darat, menewaskan 19 orang dan melukai puluhan lainnya.
Jumlah korban tewas dalam operasi militer Israel di Gaza kini telah melampaui 35.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Pengeboman tersebut telah menghancurkan daerah kantong pesisir dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah.
Jabalia adalah kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Gaza. Tempat ini merupakan rumah bagi lebih dari 100.000 orang, yang sebagian besar adalah keturunan warga Palestina yang diusir dari kota-kota dan desa-desa di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Israel selama perang Arab-Israel tahun 1948 yang berujung pada pembentukan negara Israel.
Pada akhir tanggal 11 Mei, militer Israel mengatakan pasukan yang beroperasi di Jabalia menghalangi Hamas, yang menguasai Gaza, untuk membangun kembali kemampuan militernya di sana.
“Kami mengidentifikasi, dalam beberapa minggu terakhir, upaya Hamas untuk merehabilitasi kemampuan militernya di Jabalia. Kami beroperasi di sana untuk menghilangkan upaya-upaya tersebut,” kata Laksamana Muda Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, saat memberikan pengarahan kepada wartawan.
Hagari juga mengatakan pasukan Israel yang beroperasi di distrik Zeitoun Kota Gaza membunuh sekitar 30 militan Palestina.