RAFAH – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat hampir 450.000 warga Palestina telah melarikan diri dari Rafah selama seminggu terakhir. Mereka melarikan diri ketika tank-tank Israel dilaporkan bergerak lebih jauh ke kota Gaza selatan.
“Orang-orang terus-menerus menghadapi kelelahan, kelaparan, dan ketakutan,” terang badan PBB untuk pengungsi Palestina, Unrwa memperingatkan, dikutip BBC.
Pada Selasa (14/5/2024) pagi, Unrwa memposting beberapa foto yang menunjukkan jalan-jalan kosong di Rafah yang dipenuhi tenda dan tempat berlindung sementara sebelum dimulainya operasi Israel pada 6 Mei.
Banyak keluarga yang mengungsi untuk mencari keselamatan, namun mereka tahun tidak ada tempat yang aman. Satu-satunya harapan yakni gencatan senjata segera.
Juru bicara Unrwa Louise Wateridge, yang berada di Rafah, menulis di X bahwa keluarga-keluarga yang masih berada di kota tersebut telah pindah sejauh mungkin ke barat dan mendirikan tenda di pantai-pantai di sepanjang pantai Mediterania.
“Lebih jauh ke pedalaman sekarang menjadi kota hantu,” tambahnya.
Militer Israel mengatakan pihaknya terus melanjutkan operasi melawan sasaran teror di bagian timur kota tersebut, tempat lebih dari satu juta orang berlindung.
Operasi baru Israel di Gaza utara telah membuat 100.000 orang lagi mengungsi.
Pasukan Israel telah kembali ke wilayah Zeitoun dan Jabalia, di mana militer mengatakan Hamas telah berkumpul kembali hanya lima bulan setelah mereka mengklaim telah membubarkan batalion lokal kelompok tersebut.
Militer memerintahkan warga sipil untuk mengungsi di bagian timur Rafah dan Jabalia demi keselamatan mereka sendiri sebelum memulai serangan, namun jumlah pengungsi dalam beberapa hari terakhir setara dengan hampir seperempat dari 2,3 juta penduduk Gaza.
Israel melancarkan kampanye militer untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan lintas batas kelompok tersebut di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 252 lainnya disandera.
Lebih dari 35.170 orang telah terbunuh di Gaza sejak saat itu, termasuk 82 orang dalam 24 jam terakhir, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.
Hadeel Radwan, seorang ibu yang kehilangan bayinya yang baru lahir dan mengungsi di wilayah barat Tal al-Sultan, mengatakan dia ketakutan dengan penembakan yang terus-menerus dan mengalami kekurangan air minum dan persediaan lainnya.
Dia mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa warga lainnya telah melarikan diri.
Warga Palestina lainnya mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa tank-tank Israel maju lebih jauh ke daerah pemukiman di tenggara Rafah dan telah melintasi jalan utama utara-selatan ke persimpangan Rafah dengan Mesir, yang dikuasai pasukan Israel pada Selasa (14/5/2024).
“Tank-tank tersebut bergerak pagi ini ke arah barat jalan Salah al-Din, menuju wilayah Brasil dan al-Jneineh,” kata seorang warga. “Mereka berada di jalan-jalan di dalam kawasan pembangunan dan terjadi bentrokan,” tambah mereka.
Al-Jneineh adalah salah satu lingkungan timur yang dicakup oleh perintah evakuasi awal Israel, sementara Brasil termasuk dalam zona evakuasi yang diperluas yang diumumkan pada Sabtu (11/5/2024).
(Susi Susanti)