Militer memerintahkan warga sipil untuk mengungsi di bagian timur Rafah dan Jabalia demi keselamatan mereka sendiri sebelum memulai serangan, namun jumlah pengungsi dalam beberapa hari terakhir setara dengan hampir seperempat dari 2,3 juta penduduk Gaza.
Israel melancarkan kampanye militer untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan lintas batas kelompok tersebut di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 252 lainnya disandera.
Lebih dari 35.170 orang telah terbunuh di Gaza sejak saat itu, termasuk 82 orang dalam 24 jam terakhir, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.
Hadeel Radwan, seorang ibu yang kehilangan bayinya yang baru lahir dan mengungsi di wilayah barat Tal al-Sultan, mengatakan dia ketakutan dengan penembakan yang terus-menerus dan mengalami kekurangan air minum dan persediaan lainnya.
Dia mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa warga lainnya telah melarikan diri.
Warga Palestina lainnya mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa tank-tank Israel maju lebih jauh ke daerah pemukiman di tenggara Rafah dan telah melintasi jalan utama utara-selatan ke persimpangan Rafah dengan Mesir, yang dikuasai pasukan Israel pada Selasa (14/5/2024).
“Tank-tank tersebut bergerak pagi ini ke arah barat jalan Salah al-Din, menuju wilayah Brasil dan al-Jneineh,” kata seorang warga. “Mereka berada di jalan-jalan di dalam kawasan pembangunan dan terjadi bentrokan,” tambah mereka.
Al-Jneineh adalah salah satu lingkungan timur yang dicakup oleh perintah evakuasi awal Israel, sementara Brasil termasuk dalam zona evakuasi yang diperluas yang diumumkan pada Sabtu (11/5/2024).
(Susi Susanti)