UNRWA, badan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza, memperkirakan pada Senin (20/5/2024) bahwa lebih dari 800.000 orang telah melarikan diri sejak Israel mulai menargetkan kota tersebut pada awal Mei, meskipun ada permintaan internasional untuk menahan diri karena kekhawatiran akan jatuhnya korban sipil.
Pada Selasa (21/5/2024), badan tersebut mengatakan distribusi makanan telah ditangguhkan di Rafah karena kurangnya pasokan dan ketidakamanan.
Israel telah berjanji untuk melanjutkan serangan Rafah untuk membasmi empat batalyon pejuang Hamas yang tersisa yang bersembunyi di sana. Menurut warga, tank-tank menyerbu ke pinggiran timur Rafah di Jeneina, Al-Salam, dan Brasil.
Militer Israel mengatakan selama beberapa hari terakhir bahwa mereka telah mengidentifikasi seorang teroris yang menembakkan mortir ke pasukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), meskipun tidak ada korban luka yang dilaporkan. Dilaporkan bahwa pihaknya telah mengalahkan musuh dengan serangan udara dan menempatkan roket serta peralatan militer tambahan di daerah tersebut.
(Susi Susanti)