JERMAN – Jerman secara terang benderang menegaskan akan tetap menangkap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu atas kasus kejahatan perang di Gaza.
Duta Besar Israel untuk Berlin, Ron Prosor, ditolak oleh pemerintahan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Rabu (22/5/2024) setelah utusan tersebut mengajukan permohonan dramatis kepada pemerintah Federal untuk menolak sepenuhnya legitimasi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Juru bicara Scholz, Steffen Hebestreit, ditanya pada Rabu (22/5/2024) apakah pemerintah Jerman akan melaksanakan perintah penangkapan ICC terhadap Netanyahu atas dugaan kejahatan perang selama Swords of Iron.
Hebestreit mengatakan pihaknya akan mematuhi hukum. Pada Selasa (21/5/2024), sebelum pengumuman Hebestreit, Prosor menulis pesan khusus di X dalam bahasa Jerman dan Inggris.
“Ini keterlaluan! 'Staatsräson' Jerman kini sedang diuji, tidak ada keraguan atau kecuali. Hal ini berbeda dengan pernyataan lemah yang kami dengar dari beberapa institusi dan aktor politik. Pernyataan publik bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri akan kehilangan kredibilitasnya jika tangan kita terikat begitu kita membela diri,” cuitnya.
Staatsräson adalah kata dalam bahasa Jerman yang mengacu pada janji Jerman untuk memastikan keamanan Israel adalah bagian dari keamanan dan kepentingan nasionalnya. Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan dalam pidatonya di Knesset tahun 2008 bahwa Israel adalah bagian dari raison d'etre atau negara keberadaan Jerman.
“Kepala Jaksa [ICC] menyamakan pemerintahan demokratis dengan Hamas, sehingga menjelekkan dan mendelegitimasi Israel dan masyarakat Yahudi. Dia benar-benar kehilangan pedoman moralnya. Jerman mempunyai tanggung jawab untuk menyesuaikan kembali kompas ini. Kampanye politik yang memalukan ini bisa menjadi sebuah paku di peti mati bagi Barat dan institusi-institusinya. Jangan biarkan hal itu terjadi!,” terang Dubes.
Seperti diketahui, ICC dibentuk sebagai tanggapan atas pemusnahan 6 juta orang Yahudi oleh Nazi Jerman. Jerman adalah donor yang murah hati bagi ICC. Kemungkinan bahwa pemerintah Jerman akan menangkap dan mendeportasi Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Israel jika mereka menginjakkan kaki di tanah Jerman mengingat sejarah gerakan Hitler di negara tersebut telah memicu laporan mengejutkan di media Jerman dan media sosial.
Jerman nampaknya mempunyai tujuan yang berlawanan dalam penyampaian pesan diplomatiknya. Pada Selasa (21/5/2024), juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan tentang permintaan surat perintah penangkapan ICC bahwa permohonan surat perintah penangkapan secara bersamaan terhadap para pemimpin Hamas di satu sisi dan dua pejabat Israel di sisi lain telah memberikan kesan yang salah tentang kesetaraan.
Secara terpisah namun terkait, Tal Heinrich, juru bicara pemerintah Israel, dengan tajam mengkritik pegawai negeri Jerman, Michael Blume, yang ditugaskan memerangi antisemitisme di negara bagian Baden-Württemberg tetapi menyalahkan pemerintah Israel atas pembunuhan massal Hamas pada 7 Oktober, menurut pakar Jerman tentang antisemitisme.
Heinrich menanggapi laporan tentang Blume yang merendahkan ikon Israel, Orde Wingate, seruan Blume kepada pemerintah Israel untuk membongkar pagar keamanannya guna menghentikan Hamas, Jihad Islam Palestina, dan terorisme Fatah, serta simpatinya terhadap kasus ICC terhadap negara Yahudi.
Hamas membantai hampir 1.200 orang pada 7 Oktober dan menculik lebih dari 250 orang.
(Susi Susanti)