Analisis Al Jazeera Arab mengatakan kamp tersebut terletak di zona kemanusiaan yang ditetapkan Israel di dekat fasilitas penyimpanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menteri Kesehatan Palestina mengatakan 45 orang tewas dalam serangan itu. Sebanyak 249 orang lainnya terluka, beberapa di antaranya luka parah, termasuk orang-orang yang mengalami luka bakar parah dan anggota tubuh yang patah.
Para pejabat kesehatan mengatakan mereka kewalahan dengan jumlah dan jenis korban luka, karena hanya satu rumah sakit yang beroperasi di Rafah akibat penghancuran sistem kesehatan yang dilakukan Israel di Gaza.
Para responden pertama menggambarkan tantangan serupa karena 80 persen kemampuan pertahanan sipil Palestina telah hancur sejak 7 Oktober.
Hal ini terlihat jelas setelah pengeboman, ketika petugas pemadam kebakaran, paramedis, dan warga berjuang untuk memadamkan api.
Adegan kacau pun terjadi, dengan para penyintas yang panik berlari mencari keselamatan di tengah-tengah tubuh yang hangus ketika seorang pria menggendong seorang anak tanpa kepala dan seorang petugas medis menggendong seorang lainnya dengan kepala dan otaknya yang pecah.
“Saya keluar dari tenda dan melihat api dimana-mana,” kata Mohammad Abo Sebah, seorang saksi mata.