“Seorang gadis muda berteriak, jadi kami membantunya dan saudara laki-lakinya yang sudah dewasa. Ketika kami kembali, perkemahan itu hancur total,” lanjutnya.
Butuh sekitar 11 truk pemadam kebakaran antara satu dan dua jam untuk akhirnya menghentikan api.
Remaja tersebut mengatakan keluarganya berencana untuk pindah ke kamp lain pada Senin (27/5/2024) pagi karena serangan Israel di Rafah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Namun mereka kehilangan uang akibat kebakaran tersebut, yang berarti mereka tidak bisa pergi ke mana pun saat ini dan tidak memiliki tenda untuk berlindung.
“Mereka bilang ini adalah zona aman. Pendudukan ini tercela dan kriminal,” tambah Abo Sebah.
(Susi Susanti)