Israel Klaim Temukan 20 Terowongan Hamas di Rafah, Senjata hingga Bahan Peledak

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 31 Mei 2024 05:28 WIB
Israel klaim temukan 20 terowongan Hamas di Rafah (Foto: IDF)
Share :

RAFAH - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggarisbawahi pentingnya operasi Israel di wilayah Rafah karena adanya informasi konkrit mengenai sandera yang ditahan di sana.

Hal ini diungkapkan Gallant dalam percakapan telepon semalam dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

“Menteri Gallant merinci aktivitas IDF di wilayah Rafah di mana 20 terowongan teror telah diidentifikasi,” kata Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan melalui panggilan telepon semalam, dikutip Reuters.

Militer Israel juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa terowongan yang digunakan oleh Hamas untuk menyelundupkan dan memindahkan pejuang ke bawah tanah telah ditemukan selama penggerebekan terbaru, serta sejumlah besar senjata dan bahan peledak.

Pernyataan Israel tidak menyebutkan dari mana terowongan penyelundupan itu berasal. Seorang pejabat Israel mengatakan pada tanggal 15 Mei ada 50 terowongan yang menghubungkan Rafah ke Sinai di Mesir, dan menyuarakan kekhawatiran bahwa Hamas dapat menggunakannya untuk menyelundupkan agen senior atau sandera ke wilayah Mesir. Mesir pada Rabu (29/5/2024) membantah adanya terowongan semacam itu.

Amerika Serikat (AS), sekutu terdekat Israel, menegaskan kembali penolakannya terhadap serangan darat besar-besaran di Rafah pada

Selasa (28/5/2024) namun mengatakan pihaknya tidak yakin operasi semacam itu sedang dilakukan.

AS, bersama Mesir dan Qatar, terlibat dalam upaya menengahi pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas mengenai pengaturan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang tersisa. Perundingan tersebut terhenti dan kedua belah pihak saling menyalahkan atas kurangnya kemajuan.

Ketika perang berkepanjangan, kekurangan gizi telah meluas di Gaza karena pengiriman bantuan melambat hingga sedikit, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan.

Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), juga menyerukan diakhirinya apa yang disebutnya sebagai serangan Israel terhadap staf dan gedung UNRWA di Gaza.

Dalam artikel untuk New York Times, ia mengatakan para pejabat Israel mendelegitimasi UNRWA dengan secara efektif menggolongkannya sebagai organisasi teroris. Dia menggambarkan hal itu sebagai sebuah preseden berbahaya yang menargetkan staf dan lokasi PBB secara rutin.

Komentarnya menyusul tuduhan Israel pada bulan Januari bahwa 12 dari 13.000 staf UNRWA di Gaza ikut serta dalam serangan tanggal 7 Oktober terhadap Israel. Israel tidak segera menanggapi pernyataannya.

Perang Gaza juga memicu kekerasan di Tepi Barat yang diduduki Israel, wilayah lain yang menjadi tempat warga Palestina mencari negara.

Israel mengatakan dua tentara tewas dalam tabrak lari semalaman oleh seorang pengendara mobil Palestina di kota Nablus, Tepi Barat. Belum ada klaim tanggung jawab langsung dari faksi-faksi Palestina.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya