Adapun Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan mantan presiden yang muncul sebagai salah satu tokoh paling vokal di Kremlin, pada Kamis (6/6/2024) menguraikan apa yang sedang dipertimbangkan Moskow, dengan mengatakan bahwa kata-kata Putin mewakili perubahan yang sangat signifikan dalam kebijakan luar negeri Rusia.
“Biarkan AS dan sekutunya sekarang merasakan penggunaan langsung senjata Rusia oleh pihak ketiga. Orang atau wilayah ini sengaja tidak disebutkan namanya, tapi mereka bisa jadi siapa saja yang menganggap Pindostan dan kawan-kawannya sebagai musuh mereka,” tulis Medvedev dalam pernyataan resminya. Saluran Telegram, menggunakan kata slang Rusia yang menghina Amerika Serikat.
“Terlepas dari keyakinan politik dan pengakuan internasional mereka. Musuh mereka adalah AS, jadi mereka adalah teman kita,” lanjutnya.
Dia berbicara tentang apa yang dia sebut sebagai “fasilitas sensitif” milik Amerika dan sekutunya yang terbakar setelah diserang dengan rudal Rusia yang ditembakkan oleh pihak ketiga.
"Dan kami akan bersukacita atas keberhasilan serangan mereka dengan senjata kami terhadap musuh bersama kami!,” pungkasnya.
(Susi Susanti)