NEW YORK – Amerika Serikat (AS) mengatakan penghentian permusuhan lintas batas adalah hal yang mendesak karena perang di Gaza mengancam akan meningkat menjadi konflik regional yang besar.
Utusan Gedung Putih Amos Hochstein mengatakan AS berupaya mencegah perang yang lebih besar antara Israel dan Hizbullah, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan konflik besar antara kedua pihak.
Berbicara pada Selasa (18/6/2024) dalam perjalanan ke Lebanon, tempat kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Iran terlibat dalam bentrokan hampir setiap hari dengan Israel, Hochstein mengatakan bahwa AS segera berupaya untuk menenangkan konflik yang mengancam akan meningkat sejak dimulai perang di Gaza pada Oktober tahun lalu.
Hizbullah dan Israel diketahui secara rutin saling baku tembak di perbatasan Israel-Lebanon selama delapan bulan terakhir. Pekan lalu, kelompok Lebanon menembakkan ratusan roket dan drone ke lokasi militer Israel setelah salah satu komandannya terbunuh.
Usai pertemuan dengan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, sekutu dekat Hizbullah, Hochstein menyerukan deeskalasi yang mendesak.
“Kami telah melihat peningkatan selama beberapa minggu terakhir. Dan apa yang ingin dilakukan Presiden Biden adalah menghindari eskalasi perang yang lebih besar,” kata Hochstein kepada wartawan, dikutip Al Jazeera.
Utusan AS telah melakukan perjalanan ke Beirut setelah pertemuan di Israel pada Senin (17/6/2024). Haaretz Israel melaporkan bahwa dia telah memperingatkan para pejabat Israel bahwa melanjutkan konfrontasi Israel-Hizbullah dapat menyebabkan serangan Iran skala besar.
Di Beirut, Hochstein mengatakan kepentingan semua orang adalah menyelesaikan konflik dengan cepat dan diplomatis. “Hal ini dapat dicapai dan mendesak,” ujarnya.
Kunjungan Hochstein terjadi ketika Hizbullah secara sepihak menghentikan serangannya selama dua hari selama hari raya Idul Adha, yang dimulai pada Minggu (16/6/2024). Namun jeda itu berakhir pada Selasa (18/6/2024) ketika Hizbullah mengatakan bahwa mereka menargetkan tank Israel dengan drone bunuh diri.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Senin (17/6/2024) malam bahwa pihaknya sedang mengajukan proposal untuk mencegah konflik skala besar.
“Ada kerangka diplomatik yang kami yakini dapat dicapai yang akan menyelesaikan konflik ini tanpa perang penuh,” kata seorang juru bicara.
Hizbullah baru-baru ini mengatakan bahwa mereka telah melakukan lebih dari 2.100 operasi militer terhadap Israel sejak 8 Oktober. Kelompok Lebanon memulai serangannya dengan pecahnya perang di Gaza dalam apa yang mereka katakan sebagai upaya untuk mendukung rakyat Palestina.
Kekerasan di perbatasan Israel-Lebanon telah menewaskan sedikitnya 473 orang di pihak Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang tetapi juga termasuk 92 warga sipil, menurut penghitungan AFP.
(Susi Susanti)