Seperti Apa Perang Antara Israel dan Hizbullah jika Benar-Benar Terjadi?

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 19 Juni 2024 10:03 WIB
Seperti apa perang antara Israel dengan Hizbullah jika benar-benar terjadi? (Foto: The Times)
Share :

Oleh karena itu, dia menilai Israel juga tidak akan bisa menerima resolusi baru di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), tentunya tidak berdasarkan resolusi sebelumnya 1701, yang tidak akan memberikan keamanan bagi negaranya, seperti yang telah dibuktikan dalam beberapa dekade terakhir.

“Keamanan Negara Israel tidak bisa didasarkan pada kekuatan asing, tentunya tidak pada pasukan penjaga perdamaian yang hampir tidak memiliki otoritas dan kemampuan untuk melawan ancaman Hizbullah, dan pada akhirnya akan memperkuat organisasi teroris tersebut,” ujarnya.

Dia mengatakan Israel tidak punya pilihan selain memulai perang berskala besar dan komprehensif untuk mengalahkan Hizbullah demi memberikan keamanan kepada warganya, mengubah gambaran strategis, dan mengurangi ancaman terhadap Israel. Ini adalah operasi militer terbatas yang bertujuan untuk pencegahan, seperti dalam Perang Lebanon Kedua.

“Kami tidak dapat menerima situasi strategis di mana sebuah organisasi teroris menyebabkan evakuasi massal sekitar 80.000 penduduk dari rumah mereka di Utara. Hizbullah saat ini merupakan ancaman paling serius bagi Negara Israel, kecuali Iran. Jika Israel tidak berhasil melakukannya mengatasi ancaman ini dengan segera, mereka akan menerima serangan seperti '7 Oktober' di Utara dalam beberapa tahun, setelah Hizbullah melakukan konsolidasi dan membangun kembali dirinya di perbatasan utara,” ujarnya.

“Oleh karena itu, Israel harus mengambil keuntungan dari situasi keamanan saat ini, legitimasi internasional atas respons di masa depan mengingat gencarnya serangan Hizbullah, penghindaran Israel terhadap eskalasi sejauh ini untuk menghabiskan semua opsi diplomatik, dan fakta bahwa Hizbullah tidak dapat secara strategis dan operasional mengejutkan Israel di perbatasan saat ini. Israel Selatan juga berada dalam keadaan perang, dan banyak pasukan cadangan dimobilisasi,” ujarnya.

“Selain itu, perlu dicatat bahwa sejak 7 Oktober, Israel terus menerima pasokan senjata Amerika, yang sebagian besar ditujukan untuk digunakan di Lebanon dan bukan di Gaza,” tambahnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya