Panas Ekstrem Bunuh Ribuan Orang di Seluruh Asia dan Eropa, Pecahkan Rekor Musim Panas Terhangat dalam 2.000 Tahun

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 21 Juni 2024 13:27 WIB
Panas ekstrem bunuh ribuan orang di Asia dan Eropa, pecahkan rekor sebagai musim panas terhangat dalam 2.000 tahun (Foto:Reuters)
Share :

LONDON - Gelombang panas yang mematikan melanda kota-kota di empat benua saat Belahan Bumi Utara menandai hari pertama musim panas. Ini menjadi sebuah tanda bahwa perubahan iklim dapat kembali memicu panas yang memecahkan rekor yang bisa melampaui musim panas lalu sebagai musim panas terhangat dalam 2.000 tahun.

Suhu yang mencapai rekor tertinggi dalam beberapa hari terakhir diduga telah menyebabkan ratusan, bahkan ribuan, kematian di seluruh Asia dan Eropa.

Di Arab Saudi, hampir dua juta jamaah Muslim menyelesaikan ibadah haji di Masjidil Haram di Mekkah minggu ini. Namun ratusan orang tewas selama perjalanan di tengah suhu di atas 51 derajat Celcius (124 derajat Fahrenheit), menurut laporan dari otoritas asing.

Sumber medis dan keamanan Mesir mengatakan kepada Reuters pada Kamis (20/6/2024) bahwa setidaknya 530 warga Mesir telah meninggal saat berpartisipasi. Jumlah ini naik dari 307 yang dilaporkan pada kemarin. 40 lainnya masih hilang.

Menurut Observatorium Bumi milik Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS, negara-negara di sekitar Mediterania juga kembali mengalami suhu tinggi selama seminggu yang berkontribusi terhadap kebakaran hutan mulai dari Portugal hingga Yunani dan di sepanjang pantai utara Afrika hingga Aljazair.

Di Serbia, ahli meteorologi memperkirakan suhu sekitar 40 derajat Celcius pada minggu ini karena angin dari Afrika Utara mendorong gelombang panas melintasi Balkan. Otoritas kesehatan mengumumkan peringatan cuaca merah dan menyarankan masyarakat untuk tidak keluar rumah.

Dikutip Reuters, layanan darurat Beograd mengatakan para dokternya melakukan intervensi 109 kali dalam semalam untuk merawat orang-orang yang menderita penyakit jantung dan kondisi kesehatan kronis.

Di negara tetangganya, Montenegro, di mana otoritas kesehatan juga memperingatkan masyarakat untuk tetap berada di tempat teduh hingga sore hari, puluhan ribu wisatawan mencari penyegaran di pantai-pantai di sepanjang pantai Adriatik.

Eropa tahun ini menghadapi serentetan turis yang meninggal dan hilang di tengah cuaca panas yang berbahaya. Seorang warga Amerika berusia 55 tahun ditemukan tewas di pulau Mathraki, Yunani. Polisi mengatakan ini menjadi kematian turis ketiga dalam seminggu.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya