Modus Lain Penipuan 26 Pelamar Kerja hingga Rp1 Miliar: Tawarkan Undian Berhadiah

Riyan Rizki Roshali, Jurnalis
Rabu 10 Juli 2024 17:34 WIB
Ilustrasi (Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA - Polisi membeberkan modus lain yang digunakan R, oknum karyawan toko penjualan telepon seluler di Pusat Grosir Cililitan (PGC) Jakarta Timur yang menipu 26 pelamar kerja hingga Rp1 miliar.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, selain menawarkan kerja ke korbannya, pelaku juga menawarkan undian berhadiah.

"Terlapor ini menawarkan kepada para korban pekerjaan admin konter handphone dan juga menawarkan undian berhadiah kepada para korban," kata Ade Ary kepada wartawan, Rabu (10/7/2024).

Namun Ade Ary tak menyebutkan nominal keuntungan dari undian berhadiah yang ditawarkan pelaku. R selaku terlapor menawarkan pekerjaan sebagai admin counter handphone kepada korbannya.

“Kemudian korban diminta oleh terlapor untuk menyerahkan beberapa persyaratan, antara lain identitas diri, data diri, KTP, dan juga foto selfie dengan KTP,” ujar dia.

Ade Ary menyebutkan, setelah menerima data dan identitas para korban, terlapor kemudian menggunakannya untuk pinjaman online. R melakukan pinjol itu tanpa sepengetahuan korban.

“Maka data tersebut digunakan atau disalahgunakan oleh terlapor untuk melakukan pinjaman-pinjaman online, dengan cara menginstal di aplikasi handphone milik para korban. Jadi seolah-olah korban itu melakukan pinjaman, antara lain, kredit online ya, seperti Shopeelater, Adakami, Home Credit, Kredivo, Akulaku, yang mana para korban ini tidak pernah mengajukan transaksi tersebut,” ungkapnya.

Mantan Kapolres Jakarta Selatan itu menyebutkan, korban dikabarkan mengalami kerugian hingga Rp1 miliar.

“Sehingga para korban secara kumulatif kerugiannya diperkirakan 1 miliar 17 juta sekian rupiah. Ini masih dilakukan pendalaman oleh penyidik Polres Metro Jakarta Timur,” kata dia.

Ke depan, Ade pun mengimbau kepada masyarakat agar dapat lebih berhati-hati dalam menyerahkan data pribadi seperti KTP. Sebab, data pribadi tersebut sangat rawan untuk disalahgunakan.

"Jangan asal-asalan. kalau ada orang mengaku dari mana, dari kantor a, kantor b, ya cek ID card-nya, bener apa nggak, ada surat tugasnya apa enggak, karena rawan disalahgunakan. Hati-hati," pungkasnya

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 26 orang yang jadi korban dalam peristiwa tersebut. Kasus itu bermula ketika para korban mendapatkan undangan dari R untuk bekerja dan diminta menyerahkan KTP.

Namun, data pribadi itu malah digunakan pelaku untuk mengajukan pinjaman. Ditaksir, kerugian yang diderita oleh para korban mencapai angka Rp1 miliar lebih. Kasus itu masih diselidiki lebih lanjut oleh polisi.

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya