Serangan Rudal Rusia Hantam RS Anak-Anak Terbesar Ukraina yang Merawat Anak Penderita Kanker

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 11 Juli 2024 15:52 WIB
Serangan rudal Rusia hantam RS anak-anak terbesar di Ukraina yang merawat anak penderita kanker (Foto: The New York Post)
Share :

KYIV - Institut Kanker Nasional di Kyiv lebih sibuk dari biasanya setelah sebuah rudal Rusia menghantam rumah sakit (RS) anak-anak terbesar di Ukraina pada minggu ini, memaksa evakuasi puluhan pasien muda yang sedang berjuang melawan kanker.

Pemboman terberat yang dilakukan Rusia terhadap ibu kota Ukraina dalam empat bulan terakhir menyebabkan kerusakan parah pada Rumah Sakit Anak Okhmatdyt pada Senin (8/7/2024), meneror keluarga-keluarga dan berdampak buruk pada anak-anak mereka yang sudah berjuang melawan penyakit yang mengancam jiwa.

Kini, beberapa keluarga menghadapi dilema bagaimana melanjutkan pengobatan anaknya.

Oksana Halak baru mengetahui diagnosis putranya yang berusia 2 tahun, Dmytro dengan leukemia limfoblastik akut pada awal Juni. Dia segera memutuskan untuk merawatnya di Okhmatdyt, karena ini adalah salah satu rumah sakit terbaik di Eropa.

Dia dan Dmytro berada di rumah sakit untuk perawatannya ketika sirene berbunyi di seluruh kota. Mereka tidak bisa lari ke tempat penampungan karena anak kecil itu mendapat infus. “Sangat penting untuk tidak menghentikan pemberian infus ini,” kata Halak, dikutip Reuters.

Setelah ledakan pertama, perawat membantu memindahkan mereka ke ruangan lain tanpa jendela, yang lebih aman.

“Kami merasakan gelombang ledakan yang kuat. Kami merasakan ruangan bergetar dan lampu padam,” kenangnya.

“Kami memahami bahwa lokasinya dekat, namun kami tidak mengira lokasinya berada di Okhmatdyt,” lanjutnya.

Tak lama setelah itu, mereka dievakuasi ke National Cancer Institute, dan kini Dmytro menjadi satu dari 31 pasien yang, di tengah perjuangan keras melawan kanker, harus beradaptasi dengan rumah sakit baru. Dengan kedatangan mereka, jumlah anak yang dirawat karena kanker di sana meningkat dua kali lipat.

Dmytro dan pasien lainnya ditawari evakuasi ke rumah sakit di luar negeri, dan Halak ingin perawatan selanjutnya dilakukan di Jerman.

“Kami memahami bahwa dengan situasi yang kami alami, kami tidak dapat menerima bantuan yang seharusnya kami dapatkan, dan kami terpaksa mengajukan permohonan evakuasi ke luar negeri,” katanya.

Rumah sakit lain di kota yang merawat anak-anak menghadapi situasi kepadatan yang serupa setelah penutupan Okhmatdyt, di mana ratusan anak dirawat pada saat serangan terjadi.

“Okhmatdyt yang hancur adalah penderitaan seluruh bangsa,” ujar Direktur Jenderal Institut Kanker Nasional, Olena Yefimenko.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya