Jokowi Soroti Ranking Kesehatan dan Pendidikan, Perindo: Pemerintahan Prabowo Harus Fokus Pembangunan SDM

Achmad Al Fiqri, Jurnalis
Jum'at 12 Juli 2024 14:18 WIB
Yusuf Lakaseng (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA - Ketua DPP Bidang Pengembangan Kedewanan Partai Perindo, Yusuf Lakaseng menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyayangkan ranking sektor kesehatan dan pendidikan Indonesia tertinggal jauh secara global.

Ia menilai, pernyataan itu aneh. Menurutnya, pernyataan Jokowi seperti penilaian pengamat, bukan seperti Presiden yang telah memimpin dua periode.

"Pernyataan Jokowi itu aneh karena seperti pernyataan seorang pengamat bukan pernyataan seorang presiden yg menjabat hampir 10 tahun," kata Yusuf saat dihubungi, Jumat (12/7/2024).

Yusuf pun menilai ada kontradiksi kinerja pemerintahan Jokowi. Pasalnya, peringkat daya saing Indonesia naik dari 34 ke 27. Namun, peringkatan itu tak berdampak pada kenaikan di sektor pendidikan dan kesehatan.

"Itu artinya selama sepuluh tahun ini pemerintah membangun ekonomi, tapi tidam berkolerasi pada peningkatan kesejahteraan dan peningkatan sumber daya manusia," tutur Yusuf.

Atas dasar itu, Yusuf menilai, pemerintahan Jokowi sangat berfokus pada pembangunan infrastruktur dan mengabaikan pendidikan dan kesehatan. Dengan kondisi itu, ia berkata, masyarakat masih harus membayar mahal untuk mengakses pendidikan dan kesehatan.

"Pemerintahan Jokowi terlalu berfokus pada pembangunan infrastruktur dan mengabaikan pendidikan dan kesehatan, rakyat masi harus membayar mahal untuk kuliah dan berobat," ucap Yusuf.

Kendati demikian, Yusuf menyarankan pada presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto dapat fokus untuk membangun sumber daya manusia (SDM). Tujuannya, agar masyarakat Indonesia bisa lebih produktif kembali.

"Ke depan menurut saya pemerintahan Prabowo harus fokus pada peningkatan SDM agar masyarakat Indonesia menjadi manusia produktif," ujar Yusuf.

"Tidak bisa di tawar lagi kalau sektor pendidikan dan kesehatan haruslah di urus agar bisa di akses dengan murah, tapi tetap berkualitas oleh seluruh rakyat Indonesia," tambahnya.

Yusuf pun mengingatkan akan potensi bonus demografi yang dihadapi Indonesia. Menurutnya, peningkatan SDM merupakan solusi terbaik untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

"Ingat, bonus demografi yang sedang melanda Indonesia solusinya adalah peningkatan SDM agar mereka tidak menjadi masalah sosial, tidak menjadi beban negara," kata Yusuf.

"Hanya dengan berpendikan baik dan sehat kita bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, inovatif, kreatif sehingga menjadi pencipta banyak peluang lapangan kerja," tandasnya.

Sekedar informasi, Presiden Jokowi menyayangkan peringkat sektor pendidikan dan kesehatan Indonesia ada di posisi ke-57 dan ke-58 secara global.

Menurutnya, peringkat itu tak berbanding lurus dengan peningkatan 7 level ranking daya saing Indonesia berdasarkan Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness. Dengan peningkatan itu, Indonesia menempati level 27 dari sebelumnya 34.

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya