WASHINGTON – Badan Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) telah mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks sebagai "subyek yang terlibat" dalam percobaan pembunuhan mantan Presiden Donald Trump, katanya dalam sebuah pernyataan pada Minggu, (14/7/2024).
Dalam pernyataannya, FBI menyebut bahwa pemuda berusia 20 tahun itu berasal dari Bethel Park, Pennsylvania, yang berjarak 70 km dari Butler, yang menjadi lokasi kampanye dan upaya pembunuhan Trump.
“Ini masih merupakan penyelidikan aktif dan berkelanjutan, dan siapa pun yang memiliki informasi yang dapat membantu penyelidikan didorong untuk mengirimkan foto atau video secara online,” tambah pernyataan itu, sebagaimana dilansir BBC.
Menurut catatan pemilih Pennsylvania, Crooks adalah seorang pendukung Partai Republik yang terdaftar.
Donald Trump tertembak di telinganya saat kampanye di Butler, Pennsylvania pada Sabtu, (13/7/2024). Pelaku dilaporkan melepaskan 12 tembakan, yang menewaskan seorang peserta kampanye dan melukai dua lainnya, sebelum tewas terbunuh oleh petugas Dinas Rahasia.
Seorang saksi mata yang diwawancara BBC mengatakan bahwa dia melihat seorang pria bersenjatakan senapan merangkak ke atap dekat lokasi kejadian. Orang tersebut, yang tidak disebutkan namanya oleh BBC, mengatakan bahwa dia dan orang-orang yang bersamanya mulai menunjuk ke arah pria tersebut, mencoba memperingatkan pihak keamanan.
Tembakan tersebut tampaknya datang dari luar area yang diamankan oleh Dinas Rahasia, kata badan tersebut. FBI mengatakan pihaknya telah memimpin penyelidikan serangan tersebut.
Dinas Rahasia mengatakan dalam sebuah pernyataan. Insiden itu sedang diselidiki sebagai upaya pembunuhan.
Serangan ini merupakan upaya paling serius untuk membunuh seorang presiden atau calon presiden AS sejak Ronald Reagan ditembak pada 1981. Serangan tersebut terjadi di tengah suasana politik yang sangat terpolarisasi, hanya empat bulan menjelang pemilihan presiden dan beberapa hari sebelum Trump secara resmi ditunjuk sebagai calon dari Partai Republik di konvensi partainya.
Trump, yang menjabat sebagai presiden dari 2017-2021, dengan mudah mengalahkan para pesaingnya untuk nominasi Partai Republik di awal kampanye dan telah menyatukan partai yang sempat goyah dalam dukungannya setelah para pendukungnya menyerang Gedung Capitol pada 6 Januari 2021.
Dia menghadapi serangkaian masalah hukum, termasuk empat tuntutan pidana yang terpisah. Trump telah dinyatakan bersalah pada akhir Mei karena berusaha menutupi pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang porno, namun tiga tuntutan lain yang dia hadapi -- termasuk dua tuntutan atas upayanya.
(Rahman Asmardika)