Kisah Perang Saudara Pasukan Siliwangi Vs Panembahan Senopati di Surakarta, Jenderal Soedirman Marah Besar

Tim Okezone, Jurnalis
Kamis 18 Juli 2024 07:29 WIB
Pasukan Siliwangi
Share :

Dan percakapan keduanya pun berakhir buntu. Pun begitu pembicaraan selama kurang lebih 2 jam itu menelurkan keputusan bahwa setiap pasukan tidak boleh lagi menenteng senjatanya keluar asrama.

Patroli dan penjagaan objek-objek di kota dilimpahkan ke Corps Polisi Militer (CPM), kepolisian dan Komando Militer Kota (KMK). Adapun semua pengamanan di Solo, hingga Semarang dan Madiun dipercayakan kepada Kolonel Gatot Soebroto yang diangkat jadi Gubernur Militer (Gubmil) yang turut disetujui Presiden Soekarno.

18 September 1948, Kolonel Gatot sebagai Gubmil mengeluarkan pengumuman untuk setiap pihak menghentikan baku tembak paling lambat 20 September pukul 12.00 dan keesokannya diwajibkan pimpinan Siliwangi dan Panembahan Senopati untuk menghadap Gubmil di Kantor Karesidenan Surakarta.

Di kemudian hari, baru nyata benar bahwa “perang saudara” di Solo itu merupakan hasil hasutan kaum komunis dan FDR. Lawan yang kemudian turut dikejar Siliwangi sampai ke Madiun di bulan yang sama dalam peristiwa Madiun Affair atau Pemberontakan Komunis di Madiun 1948.

(Salman Mardira)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya