NEW YORK – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sudah memutuskan mundur dari pemilihan presiden (pilpres) AS dan mengajukan Wakil Presiden (Wapres) AS Kamala Harris sebagai penggantinya.
Namun, tidak semua orang secara terbuka menerima dukungan Biden terhadap Harris.
Mantan Presiden AS Barack Obama menyatakan bahwa ia memiliki keyakinan yang luar biasa bahwa akan muncul calon yang luar biasa namun tidak secara eksplisit mendukung Harris.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi belum berkomentar. Peter Welch, senator Partai Demokrat pertama yang meminta Biden membatalkan pencalonannya kembali, menyerukan proses terbuka untuk mencalonkan Harris.
Mantan presiden Bill Clinton dan calon presiden dari Partai Demokrat pada pemilu 2016 Hillary Clinton mengatakan mereka mendukungnya sebagai kandidat, dengan mengatakan bahwa mereka akan berjuang sekuat tenaga untuk memilihny".
Beberapa dari mereka yang bisa menantang nominasi juga memuji Biden, namun tidak berkomentar mengenai dukungannya terhadap Harris.
Gretchen Whitmer, Gubernur Michigan, menyatakan bahwa tugasnya akan tetap sama, yakni melakukan segala yang bisa untuk memilih Partai Demokrat dan menghentikan Donald Trump.
Gavin Newsom, Gubernur Kalifornia, memuji Biden sebagai presiden yang tidak mementingkan diri sendiri, namun tidak memberikan komentar lebih lanjut mengenai siapa yang akan menggantikannya.
Pete Buttigieg, Menteri Transportasi saat ini, mengatakan Biden telah mendapatkan tempatnya di antara presiden terbaik dan paling berpengaruh dalam sejarah Amerika. Dia juga tidak membahas langkah partai selanjutnya.
Seperti diketahui, Biden mengakhiri kampanye pemilihannya kembali pada Minggu (21/7/2024) setelah rekan-rekan Demokratnya kehilangan kepercayaan pada ketajaman mental dan kemampuannya untuk mengalahkan Trump. Biden mendukung Harris untuk menggantikannya sebagai kandidat dari partainya.
Biden menghadapi keraguan yang semakin besar mengenai peluangnya untuk terpilih kembali setelah kinerjanya yang lemah dan goyah dalam debat televisi melawan Trump akhir bulan lalu.
(Susi Susanti)