Dukung Senjata Nuklir Terlarang, AS dan Sekutu Tuduh Peretas Korut Curi Rahasia Militer

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 26 Juli 2024 08:19 WIB
Dukung Nuklir Terlarang, AS dan Sekutu Tuduh Peretas Korut Curi Rahasia Militer (Foto: Reuters)
Share :

WASHINGTON - Peretas Korea Utara (Korut) telah melakukan kampanye spionase siber global dalam upaya mencuri rahasia militer yang dirahasiakan untuk mendukung program senjata nuklir terlarang Pyongyang. Hal ini diungkapkan Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan bersama pada Kamis (25/7/2024).

Para peretas, yang dijuluki Anadriel atau APT45 oleh para peneliti keamanan siber, diyakini sebagai bagian dari badan intelijen Korea Utara yang dikenal sebagai Biro Umum Pengintaian, sebuah badan yang dikenai sanksi oleh AS pada tahun 2015.

Pernyataan tersebut mengatakan unit siber tersebut telah menargetkan atau membobol sistem komputer di berbagai perusahaan pertahanan atau teknik, termasuk produsen tank, kapal selam, kapal angkatan laut, pesawat tempur, serta sistem rudal dan radar.

Pejabat Biro Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Kehakiman AS pada Kamis (25/7/2024) mengatakan korban di AS juga termasuk Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA), Pangkalan Angkatan Udara Randolph di Texas, dan Pangkalan Angkatan Udara Robins di Georgia.

Menurut jaksa AS, dalam penargetan NASA pada bulan Februari 2022, para peretas menggunakan skrip malware untuk mendapatkan akses tidak sah ke sistem komputernya selama tiga bulan. Lebih dari 17 gigabyte data yang tidak diklasifikasikan diekstraksi.

"Badan-badan pembuat yakin bahwa kelompok dan teknik siber tersebut tetap menjadi ancaman berkelanjutan bagi berbagai sektor industri di seluruh dunia, termasuk tetapi tidak terbatas pada entitas di negara masing-masing, serta di Jepang dan India," kata penasihat tersebut, dikutip Reuters.

Korea Utara yang terisolasi secara internasional, yang secara resmi dikenal sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), memiliki sejarah panjang dalam menggunakan tim peretasan rahasia untuk mencuri informasi militer yang sensitif.

Pejabat AS mengatakan untuk mendanai operasi mereka, para peretas menggunakan ransomware untuk menargetkan rumah sakit dan perusahaan perawatan kesehatan AS.

Pada Kamis (25/7/2024), Departemen Kehakiman AS mengatakan telah mendakwa seorang tersangka, Rim Jong Hyok, karena berkonspirasi untuk mengakses jaringan komputer di Amerika Serikat dan pencucian uang.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya