Seperti diketahui, enam puluh kerabat Haniyeh telah tewas dalam perang enam bulan tersebut, termasuk 14 orang yang tewas setelah serangan udara Israel menghantam rumah keluarga di Kota Gaza pada bulan Oktober.
Pekan lalu, pemimpin Hamas mengatakan serangan itu tidak akan mengubah tuntutan kelompok tersebut untuk melakukan gencatan senjata permanen dan memulangkan warga Palestina yang terlantar dari rumah mereka dalam negosiasi yang sedang berlangsung yang dimediasi oleh Doha dan Washington.
“Seluruh rakyat kami dan seluruh keluarga di Gaza telah membayar harga yang mahal dengan darah, dan saya adalah salah satu dari mereka,” kata Haniyeh.
Israel membenarkan bahwa pihaknya telah menargetkan putra-putra Haniyeh, yang digambarkan sebagai "tiga agen Hamas" yang "sedang dalam perjalanan untuk melakukan kegiatan teroris".
(Fetra Hariandja)