JAKARTA - Sejumlah maskapai penerbangan menghindari wilayah udara Iran dan Lebanon. Selain itu, mereka membatalkan penerbangan ke Israel dan Lebanon.
Hal ini menyusul meningkatnya kekhawatiran akan kemungkinan konflik di sana usai tewasnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dan petinggi Hizbullah pekan ini.
Melansir Reuters, Sabtu (3/8/2024), Singapore Airlines berhenti terbang melalui wilayah udara Iran sejak Jumat (2/8/2024). Singapore Airlines menggunakan rute alternatif. Perusahaan itu mengatakan keselamatan adalah prioritas utamanya.
EVA Air dan China Airlines Taiwan juga tampaknya menghindari wilayah udara Iran untuk penerbangan ke Amsterdam pada Jumat (2/8/2024) yang sebelumnya terbang di atas Iran, berdasarkan data Flightradar24.
Maskapai penerbangan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang perubahan rute tersebut.
Dalam sebuah buletin, OPSGROUP, sebuah organisasi berbasis keanggotaan yang berbagi informasi risiko penerbangan, menyarankan lalu lintas antara Asia dan Eropa untuk menghindari wilayah udara Iran dan Irak, sehari setelah sumber mengatakan kepada Reuters, pejabat tinggi Iran akan bertemu dengan perwakilan sekutu regional Iran dari Lebanon, Irak, dan Yaman untuk membahas kemungkinan pembalasan terhadap Israel.
Banyak maskapai penerbangan, termasuk maskapai penerbangan AS dan Eropa, sudah menghindari terbang di atas Iran, terutama sejak serangan rudal dan pesawat nirawak pada bulan April antara Iran dan Israel.