Indonesia Kutuk Pembantaian Israel ke Sekolah di Gaza, Desak PBB Lakukan Investigasi

Riyan Rizki Roshali, Jurnalis
Minggu 11 Agustus 2024 09:12 WIB
Dampak serangan Israel di Gaza. (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengutuk keras aksi pembantaian yang dilakukan Israel terhadap sekolah di Gaza, Palestina, pada Sabtu (10/8/2024). Indonesia juga mendesak agar Dewan Keamanan PBB untuk melalukan investigasi menyeluruh atas serangan yang dilakukan oleh Israel.

“Indonesia mengutuk keras pembantaian lebih dari 100 warga Palestina di Sekolah Al-Taba’een di Gaza oleh Israel pada 10 Agustus 2024,” demikian keterangan yang disampaikan Kemlu melalui akun X-nya yang dilihat Minggu (11/8/2024).

“Indonesia juga menyerukan dunia internasional bersatu menghentikan kejahatan kemanusiaan dan genosida yg dilakukan oleh Israel. Israel harus bertanggung jawab atas semua kejahatan tersebut. Segala bentuk impunitas harus dihentikan,” sambungnya.

Sebelumnya, lebih dari 100 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan Israel terhadap sekolah di Gaza yang menampung orang-orang terlantar pada Sabtu (10/8/2024). Sementara tentara Israel mengatakan telah menyerang pusat komando Hamas.

"Serangan Israel menargetkan orang-orang terlantar saat melakukan Sholat Subuh, suatu hal yang menyebabkan peningkatan pesat dalam jumlah korban," kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Dalam pernyataannya, tentara Israel mengatakan angkatan udaranya "menyerang pusat komando dan kendali yang berfungsi sebagai tempat persembunyian bagi teroris dan komandan Hamas."

“IAF secara tepat menyerang teroris Hamas yang beroperasi di dalam pusat komando dan kendali Hamas yang tertanam di sekolah Al-Taba’een dan terletak berdekatan dengan sebuah masjid di Daraj Tuffah, yang berfungsi sebagai tempat berlindung bagi penduduk Kota Gaza," demikian klaim Israel, dilansir Al Jazeera. 

 

“Sebelum serangan itu, sejumlah langkah telah diambil untuk mengurangi risiko melukai warga sipil, termasuk penggunaan amunisi presisi, pengawasan udara, dan informasi intelijen,” tambahnya.

Juru bicara badan Hamas Mahmoud Basal menggambarkan insiden itu dalam sebuah posting di Telegram sebagai “pembantaian yang mengerikan”, dengan beberapa mayat terbakar.

Serangan itu terjadi dua hari setelah otoritas Gaza mengatakan lebih dari 18 orang tewas dalam serangan Israel terhadap dua sekolah lain di Kota Gaza, dengan militer mengatakan pada saat itu telah menyerang pusat komando Hamas.

"Cukup!" teriak warga Khan Yunis Ahmed al-Najjar. "Kasihanilah kami, demi Tuhan, anak-anak dan wanita muda sekarat di jalanan. Cukup!"

(Qur'anul Hidayat)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya