Senada dengan Prof. Darwin Ginting, Staf Ahli Tim Ekonomi Prabowo Subianto, Agung C. Wibowo menegaskan, pihaknya akan mengolah setiap masukan untuk kebijakan ekonomi pemerintah sebagaimana disampaikan KSPSI.
Agung yang sudah malang melintang di industri otomotif nasional ini mengemukakan, bahwa penyebab polusi tertinggi bukan dari kendaraan bermotor karena itu elektrifikasi kendaraan bukan kebutuhan mendesak.
"Kredit karbon kita masih plus, masih cukup baik untuk mensubsidi karbon kredit di dunia," terang Agung.
Meski demikian Agung mengingatkan para pekerja di industri otomotif untuk meningkatkan skill dan pengetahuannya agar bisa mengikuti perkembangan teknologi.
Sebelumnya akademisi ITB Dr. Ir. Agus Purwadi, M.T. menyampaikan bahwa China, Eropa, dan AS adalah negara yang paling serius mempersiapkan diri mengalihkan industri otomotif dari berbasis energi fosil ke elektrik.
Menurut Agus, China yang paling serius karena menyiapkan 230 miliar dollar AS untuk mengembangkan industri otomotif listrik, mulai dari infrastruktur, regulasi, hingga salesnya.
"Target China adalah pasar dalam negeri sendiri yang memang besar," ungkap Agus.
Namun demikian Agus tidak memungkiri jika invasi produksi kendaraan listrik China mencemaskan produsen kendaraan sejenis di Eropa dan AS. Sementara di Indonesia sendiri jumlah pasar mobil dan motor listrik baru mencapai 1 persen.
(Khafid Mardiyansyah)