Itu terjadi meskipun invasi ke Gaza berubah menjadi perang terpanjang Israel tanpa ada tanda-tanda tujuannya tercapai. Yakni penghancuran total Hamas dan membawa pulang sandera Israel yang tersisa.
Beruntung bagi Netanyahu, mantan saingan politiknya, Gideon Saar, juga bergabung dengan pemerintahan koalisinya yang terpecah belah pada Minggu (29/9/2024), sebuah langkah yang seharusnya memperkuat Netanyahu.
"Kami akan bekerja sama, bahu-membahu, dan saya bermaksud meminta bantuannya di forum-forum yang memengaruhi pelaksanaan perang," kata Netanyahu.
Saar akan menjabat sebagai menteri tanpa portofolio dengan kursi di Kabinet Keamanan, badan yang mengawasi pengelolaan perang melawan musuh-musuh regional Israel.
Dengan bergabung dengan pemerintah dengan partainya yang beranggotakan empat orang, Netanyahu memiliki mayoritas yang jauh lebih solid, yaitu 68 dari 120 kursi di parlemen.
(Susi Susanti)