NEW YORK – Para pemimpin dunia mendesak Iran dan Israel untuk mundur dari konflik yang memanas setelah Teheran menembakkan rentetan roket ke musuh bebuyutannya. Teheran mengatakan serangan pada Selasa (1/10/2024) malam waktu setempat sebagai tanggapan atas pembunuhan para pemimpin militan yang didukung Iran. Termasuk pemimpin Hizbullah dan Hamas.
Serangan ini terjadi saat Israel mengatakan sedang melancarkan serangan darat terhadap Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon. Ini adalah kedua kalinya Iran menyerang Israel secara langsung, setelah serangan rudal dan pesawat tak berawak pada April lalu sebagai balasan atas serangan udara mematikan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres mengutuk konflik yang meluas di Timur Tengah. Dengan meluasnya konflik Israel dengan Hizbullah bersamaan dengan perang yang sedang berlangsung dengan militan Hamas Palestina di Gaza, Guterres mengecam “eskalasi demi eskalasi” di wilayah tersebut.
“Ini harus dihentikan. Kami benar-benar membutuhkan gencatan senjata,” terangnya.
Saat serangan itu terjadi, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan militer AS untuk membantu pertahanan Israel terhadap serangan Iran dan menembak jatuh rudal yang menargetkan Israel.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan serangan itu benar-benar tidak dapat diterima.
“Laporan awal menunjukkan bahwa Israel, dengan dukungan aktif dari Amerika Serikat dan mitra lainnya, secara efektif mengalahkan serangan ini,” ujarnya.
Kelompok Islam Palestina, Hamas, yang serangannya pada 7 Oktober memicu perang di Gaza, memuji serangan Iran terhadap Israel.
Hamas mengatakan serangan itu merupakan balasan atas pembunuhan yang dilakukan oleh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.