IRAN - Keputusan Iran untuk meluncurkan sekitar 180 rudal balistik berkecepatan tinggi ke Israel menunjukkan bahwa Teheran berusaha keras menimbulkan kerusakan serius dalam serangan ke Israel pada Selasa (2/10/2024). Serangan ini tidak seperti serangan rudal dan pesawat nirawak yang sudah diketahui banyak orang yang ditembakkan pada April lalu.
Kecepatan mereka yang luar biasa membuat senjata balistik sulit dicegat. Laporan awal tidak adanya korban jiwa di Israel dan satu di Tepi Barat menunjukkan bahwa meskipun banyak rudal yang diluncurkan, namun itu adalah kegagalan militer. Meski terlihat beberapa senjata atau pecahan rudal tampaknya telah menghantam tanah.
Rudal Emad dan Ghadr milik Teheran, yang digunakan awal tahun ini, diperkirakan melaju dengan kecepatan enam kali kecepatan suara saat mengenai sasaran atau lebih, dan membutuhkan waktu 12 menit untuk terbang dari Iran. Itu berarti lebih dari 4.600mph.
Tetapi Iran mengatakan telah mengerahkan Fatteh-2 yang lebih cepat, hipersonik, dengan kecepatan maksimum diperkirakan mencapai 10.000 mph, untuk serangan kali ini.
Iran diperkirakan memiliki sekitar 3.000 rudal balistik, meskipun perhitungan awal dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dua setengah tahun lalu, jadi jumlahnya mungkin lebih tinggi. Teheran pasti ingin mempertahankan sebagian besar stoknya jika konflik dengan Israel semakin meningkat menjadi perang besar-besaran.
Menembakkan begitu banyak rudal balistik dalam beberapa menit juga merupakan upaya serius untuk mengalahkan atau menguras pertahanan udara Israel. Karena canggih, rudal pencegat mahal dan stoknya tidak pasti.