Bahkan, Dwikorita mengatakan bahwa kondisi musim hujan tahun 2025 mirip dengan kondisi tahun 2020.
“Kalau kita bandingkan tahun 2020 di bulan Januari. Saat itu terjadinya seruak udara dingin di awal puncak musim hujan. Jadi bedanya saat itu yang seruak udara dinginnya kemudian juga awal dari puncak musim hujan. Sekarang fenomenanya tidak hanya itu, ada beberapa fenomena lagi, itulah yang kami khawatirkan,” tambahnya.
Dwikorita pun menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperhatikan peringatan dini dari pihak berwenang. Infrastruktur pencegah banjir, seperti drainase dan tandon air, harus dipastikan dalam kondisi baik. Selain itu, identifikasi dan penguatan daerah rawan longsor menjadi prioritas utama untuk meminimalkan dampak bencana.
“Informasi ini penting untuk dipahami masyarakat agar kita semua siap menghadapi potensi cuaca ekstrem yang lebih intens di musim hujan kali ini,” ujar Dwikorita.
(Angkasa Yudhistira)