NEW YORK – Kekuatan kelompok pejuang Palestina Hamas dilaporkan tidak banyak berkurang pasca dibombardir militer Israel dalam perang yang berlangsung selama lebih dari satu tahun di Gaza. Bahkan, menurut sumber pejabat Amerika Serikat (AS), Hamas merekrut puluhan ribu pejuang baru sejak dimulainya perang.
Dua sumber kongres AS yang diberi pengarahan tentang intelijen mengungkapkan bahwa Hamas telah merekrut antara 10.000 hingga 15.000 anggota sejak dimulainya perang dengan Israel. Laporan tersebut menyebutkan bahwa hal ini menunjukkan bahwa Hamas bisa tetap menjadi ancaman terus-menerus bagi Israel.
Intelijen tersebut menunjukkan jumlah pejuang Hamas yang tewas dalam kurun waktu tersebut sama, kata sumber tersebut. Perkiraan resmi AS terbaru belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Hamas dan Israel memulai gencatan senjata pada Minggu, (19/1/2025) setelah 15 bulan konflik yang telah menghancurkan Jalur Gaza dan mengobarkan amarah di Timur Tengah.
Sumber yang diberi pengarahan tentang intelijen tersebut, yang termasuk dalam serangkaian pembaruan dari badan intelijen AS pada minggu-minggu terakhir pemerintahan Biden, mengatakan bahwa meskipun Hamas telah berhasil merekrut anggota baru, banyak yang masih muda dan belum terlatih dan digunakan untuk tujuan keamanan sederhana.
Kantor Direktur Intelijen Nasional AS menolak berkomentar.
Pada 14 Januari, Menteri Luar Negeri Presiden Joe Biden saat itu, Antony Blinken, mengatakan Amerika Serikat yakin Hamas telah merekrut pejuang yang jumlahnya hampir sama dengan jumlah yang hilang di daerah kantong Palestina tersebut, dan memperingatkan bahwa ini adalah "resep untuk pemberontakan yang tak kunjung berakhir dan perang yang tak berkesudahan", demikian dilaporkan Reuters.