Sementara Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, dalam sebuah posting di X, mengatakan bahwa dia menginstruksikan menteri ekonominya untuk menerapkan tarif pembalasan tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Kanada dan Meksiko mengatakan bahwa mereka bekerja sama untuk menghadapi tarif Trump.
Kementerian Perdagangan China tidak merinci tindakan balasan yang direncanakan. Pernyataan tersebut membuka peluang bagi perundingan antara Washington dan Beijing.
"China berharap AS akan melihat dan menangani masalah fentanil dan masalah lainnya secara objektif dan rasional," katanya sebagaimana dilansir Reuters. Kementerian juga menambahkan bahwa Beijing ingin "terlibat dalam dialog yang jujur, memperkuat kerja sama, dan mengelola perbedaan."
Lembar fakta Gedung Putih mengatakan tarif akan tetap berlaku "hingga krisis mereda," tetapi tidak memberikan perincian tentang apa yang perlu dilakukan ketiga negara untuk memperoleh penangguhan hukuman.
Pengumuman tarif ini merupakan realisasi dari ancaman berulang Trump selama kampanye presiden 2024 dan sejak menjabat, yang menentang peringatan dari para ekonom terkemuka bahwa perang dagang baru dengan mitra dagang utama AS akan mengikis pertumbuhan AS dan global, sekaligus menaikkan harga bagi konsumen dan perusahaan.
Partai Republik menyambut baik berita tersebut, sementara kelompok industri dan Demokrat mengeluarkan peringatan keras tentang dampaknya terhadap harga.
Presiden Dewan Perdagangan Luar Negeri Nasional Jake Colvin mengatakan langkah Trump mengancam akan menaikkan biaya "mulai dari alpukat hingga mobil" dan mendesak AS, Kanada, dan Meksiko untuk menemukan solusi cepat guna menghindari eskalasi.
(Rahman Asmardika)