Trump Hentikan Bantuan AS untuk Ukraina Setelah Pertengkaran dengan Zelensky

Rahman Asmardika, Jurnalis
Selasa 04 Maret 2025 11:43 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dengan Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance di Gedung Putih, Washington, 28 Februari 2025. (Foto: X)
Share :

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin, (3/3/2025) telah menghentikan bantuan militer ke Ukraina, menurut pejabat Gedung Putih. Langkah tersebut diambil Trump menyusul pertengkarannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan di Ruang Oval pekan lalu.

Kebijakan ini kembali menegaskan perubahan sikap Trump terhadap konflik Ukraina-Rusia sejak dia menjabat pada Januari. Trump telah berusaha mendorong perdamaian dengan mengambil sikap lebih lunak terhadap Moskow dan memberi tekanan pada Kyiv untuk melakukan negosiasi gencatan senjata.

Buntut Pertengkaran di Gedung Putih

Sikap Trump ini berujung pada pertengkarannya dengan Zelensky dalam pertemuan, Jumat (28/2/2025), dimana dia mengkritik pemimpin Ukraina itu karena menganggapnya tidak berterima kasih atas dukungan Washington dalam perang dengan Rusia.

"Presiden Trump telah menjelaskan bahwa ia berfokus pada perdamaian. Kami ingin mitra kami juga berkomitmen pada tujuan itu. Kami menghentikan sementara dan meninjau bantuan kami untuk memastikan bahwa bantuan tersebut berkontribusi pada solusi," kata pejabat tersebut pada Senin, yang berbicara dengan syarat anonym, sebagaimana dilansir Reuters.

Gedung Putih tidak segera memberikan komentar tentang cakupan dan jumlah bantuan yang terpengaruh atau berapa lama penghentian sementara akan berlangsung. Pentagon tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut.

Kantor Zelensky tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters, begitu pula Kedutaan Besar Ukraina di Washington.

Pada Senin, Trump kembali mengatakan Zelensky seharusnya lebih menghargai dukungan AS. Sebelumnya dia juga menyampaikan kemarahan atas laporan Associated Press yang mengutip pernyataan Zelenskiy bahwa akhir perang "sangat, sangat jauh."

"Ini adalah pernyataan terburuk yang bisa dibuat oleh Zelensky, dan Amerika tidak akan mentolerirnya lebih lama lagi!" tulis Trump di Truth Social, menggunakan ejaan alternatif dari nama pemimpin Ukraina tersebut.

 

Perjanjian Mineral Masih Bisa Berlanjut

Sejak invasi Rusia tiga tahun lalu, Kongres AS telah menyetujui total bantuan sebesar USD175 miliar untuk Ukraina, menurut Komite Anggaran Federal yang Bertanggung Jawab yang nonpartisan.

Pemerintahan Trump mewarisi kewenangan senilai USD3,85 miliar yang disetujui Kongres untuk mengambil alih persediaan senjata AS untuk Ukraina, tetapi mengingat meningkatnya pertikaian antara Washington dan Kyiv, bantuan itu tampaknya tidak akan digunakan.

Langkah pada Senin tampaknya berarti pemerintahan Trump akan menghentikan pengiriman bantuan yang telah disetujui Biden. Ini lebih tegas dari sikap pemerintahan Trump yang menyatakan bahwa tidak akan memberikan bantuan baru.

Di sisi lain, Trump juga menyarankan bahwa kesepakatan untuk membuka investasi AS untuk mengeruk mineral Ukraina masih dapat. Pemerintahan Trump memandang kesepakatan mineral sebagai cara Amerika untuk mendapatkan kembali sebagian dari puluhan miliar dolar yang telah diberikannya kepada Ukraina dalam bentuk bantuan keuangan dan militer sejak Rusia menginvasi tiga tahun lalu.

Di luar bagian militer, bantuan AS untuk Ukraina juga mencakup bantuan anggaran, yang sebagian besar disalurkan melalui dana perwalian Bank Dunia, dan dana lain yang telah disalurkan melalui Badan Pembangunan Internasional AS, yang telah dibatasi oleh Gedung Putih Trump.

Keputusan AS tersebut meninggalkan banyak pertanyaan yang belum terjawab, termasuk apakah amunisi untuk sistem persenjataan yang telah dikirimkan sekarang dapat dipasok atau apakah AS masih akan berbagi informasi intelijen dengan Ukraina tentang identifikasi target dan peluncuran rudal.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya