Hal itu dilakukan guna memberikan efek bagi para pelaku, mulai dari pengedar hingga bandar. Sebab, dengan membuat mereka miskin, maka peredaran narkoba juga dapat diminimalisir.
Adapun dari barang bukti 4,171 ton narkoba itu terdiri dari sabu 1,28 ton; ekstasi 346.959 butir setara 138,783 kg; lalu ganja 493 kg; kokain 3,4 kg; kemudian tembakau sintesis 1,6 ton.
"Lalu ada obat keras sebanyak 2.199.726 butir atau setara dengan 659,917 Kg," katanya.
Wahyu mengungkap, barang haram yang akan diedarkan di Indonesia berasal dari dua kelompok besar sindikat narkoba, yakni sindikat golden crescent dan golden triangle, yang pengirimannya dilakukan melalui jalur laut dari Samudra Hindia.
"Pengiriman narkoba melalui jalur laut dengan cara memasukan narkoba dari Golden Triangle dan Golden Crescent ke Samudra Hindia di Laut Aceh dengan menggunakan kapal laut," katanya.
"Pengiriman narkoba dari luar negeri baik yang menggunakan kargo ekspedisi resmi maupun hand and carry dengan cara disamarkan oleh kurir yang membawa narkotika tersebut," sambungnya.
(Puteranegara Batubara)