Lantaran Fidya tak kunjung ditemukan, Hindarto melapor ke ketua RW setempat. Dia disarankan melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. Hindarto menuruti saran tersebut dan bergegas ke markas polisi terdekat.
"(laporan) enggak diterima (oleh polisi) karena bilangnya (Fidya) sudah dewasa. Cuma dikasih saran sabar aja pak nanti juga pulang, sudah dewasa," ujarnya.
Walaupun laporannya ditolak, Hindarto tak menyerah. Dia berusaha mencari putri sulungnya itu tanpa bantuan polisi. Akhirnya pada 3 Desember 2015, Hindarto dan istri Khodijah menemukan sejumlah catatan nomor telepon.
"Satu diantaranya berhasil tersambung dan terdengar suara seorang pria. Saya menanyakan keberadaan anak saya dan meminta lelaki itu agar datang ke rumahnya," tutur Hindarto.
Karena panik dan emosi, Hindarto mengancam membawa masalah ini ke ranah hukum. Pria tersebut akhirnya datang namun tanpa Fidya.
Kepada Hindarto, pria itu berpura-pura tidak tahu saat ditanya keberadaan Fidya. Pria tersebut, menyebut Hindarto asal tuduh. "Saya bilang aja saya bukan nuduh, tapi sudah lapor polisi," ucapnya.