"Maksudnya tadi Rp750 juta ya?," tanya Jaksa.
"Iya mestinya begitu, pak," jawab Wahyu.
Kemudian, Jaksa menggali perihal pesan Wahyu yang menyebutkan 1.000 atau Rp1 miliar terkait kebutuhan operasional untuk menjadikan Harun sebagai anggota DPR. Namun, Wahyu menyatakan ia menyebutkan jumlah tersebut sekadar iseng.
"Kemudian di situ saudara merespon 1.000, maksudnya apa 1.000?," tanya Jaksa.
"Pak PU apakah saya bisa menjelaskan tentang latar belakang ini? saya iseng saja menulis 1.000 mas. karena sebelumnya saya sudah berdiskusi dengan Bu Tio bahwa itu nggak mungkin bisa dilaksanakan," papar Wahyu.
Wahyu mengaku, perihal upaya menjadikan Harun duduk di Senayan, sudah disampaikan ke Tio merupakan hal yang mustahil.
"Sebelumnya saya sebelum WA ini saya sudah menyampaikan pada Bu Tio bahwa permohonan atau permintaan itu tidak mungkin dapat dilaksanakan," sebut Wahyu.
Terkait percakapan itu, Wahyu mengaku tidak pernah tercapai kata sepakat.
"Dari transaksi ini, setelah 750, 1 miliar 1.000 ya, 900, dealnya berapa untuk pengurusan itu? yang disepakati akhirnya berapa?," tanya Jaksa.
"Tidak ada deal. karena setelah ngopi saya di situ menjelaskan bahwa ini tidak mungkin dapat dilaksanakan," jawab Wahyu.
(Awaludin)