JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu, (10/5/2025) mengatakan bahwa India dan Pakistan telah sepakat untuk "gencatan senjata penuh dan segera". Pernyataan Trump itu muncul secara tak disangka-sangka setelah hari keempat kedua negara tetangga tersebut saling serang terhadap instalasi militer masing-masing.
Pernyataan Trump tersebut dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Pakistan yang mengatakan bahwa kedua negara telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata "dengan efek segera". Kementerian Luar Negeri India juga membenarkan hal tersebut, mengatakan bahwa gencatan senjata akan dimulai pada pukul 5 sore waktu India.
"Setelah perundingan panjang yang dimediasi oleh Amerika Serikat, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah sepakat untuk melakukan GENCATAN SENJATA PENUH DAN SEGERA. Selamat kepada kedua Negara karena telah menggunakan Akal Sehat dan Kecerdasan yang Hebat," kata Trump dalam sebuah posting di Truth Social, sebagaimana dilansir Reuters.
Pengumuman mendadak itu muncul di hari ketika kekhawatiran meningkat tentang penggunaan senjata nuklir yang dimiliki kedua negara. Kekhawatiran ini muncul setelah militer Pakistan dilaporkan akan melakuakn pertemuan badan militer dan sipil tertinggi yang mengawasi senjata nuklirnya.
Namun menteri pertahanan Pakistan kemudian mengatakan tidak ada pertemuan seperti itu yang dijadwalkan.
Pada saat yang sama, pejabat dari kedua belah pihak menunjukkan keinginan untuk mengambil langkah mundur setelah pertukaran tembakan hari itu, karena jumlah korban sipil gabungan di kedua belah pihak meningkat menjadi 66 orang.
"Pakistan dan India telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan segera," tulis Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar di X. "Pakistan selalu berupaya untuk mencapai perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut, tanpa mengorbankan kedaulatan dan integritas teritorialnya!"
Kementerian luar negeri India mengatakan bahwa kepala operasi militer Pakistan menelepon mitranya dari India pada Sabtu sore dan disepakati bahwa kedua belah pihak akan menghentikan semua tembakan.
Kedua pemimpin akan berbicara lagi pada 12 Mei, tambah kementerian itu.
Pertempuran dimulai pada Rabu, (7/5/2025) ketika India melakukan serangan terhadap apa yang disebutnya "infrastruktur teroris" di Kashmir Pakistan dan Pakistan, dua minggu setelah 26 orang tewas dalam serangan terhadap wisatawan Hindu di Kashmir India.
Pakistan membantah tuduhan India bahwa mereka terlibat dalam serangan turis tersebut. Sejak Rabu, kedua negara telah saling tembak-menembak dan penembakan lintas perbatasan, serta saling mengirim pesawat tak berawak dan rudal ke wilayah udara masing-masing.
Kedua negara tersebut telah terlibat dalam pertikaian mengenai Kashmir sejak mereka lahir setelah berakhirnya kekuasaan kolonial Inggris pada 1947. India yang mayoritas beragama Hindu dan Pakistan yang beragama Islam, keduanya mengklaim Kashmir secara penuh tetapi menguasainya sebagian.
India dan Pakistan telah berperang tiga kali sejak itu, termasuk dua kali terkait Kashmir, dan bentrok beberapa kali.
(Rahman Asmardika)